1. Pendahuluan
Rakyat West Papua adalah sebuah bangsa. Ia bukan sebuah provinsi. Pendudukan dan penjajahan Indonesia di West Papua ialah ilegal. Penguasa Indonesia adalah penjajah dan kolonial moderen. Proses pengintegrasian juga dengan proses ilegal. Penggabungan West Papua ke dalam wilayah Indonesia dengan moncong senjata dan sangat tidak manusiawi.
Hermanus Wayoi (Herman) pernah mengabadikan satu pernyataan sebagai berikut:
“Secara de facto dan de jure Tanah Papua atau Irian Barat tidak termasuk wilayah Indonesia berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945. Jadi, Tanah Papua bukan wilayah Indonesia, melainkan dijadikan daerah perisai/tameng atau bemper bagi Republik Indonesia.” (Sumber: Tanah Papua (Irian Jaya) Masih Dalam Status Tanah Jajahan. Dikutip dalam buku Pemusnahan Etnis Melanesia: Memecah Kebisuan Sejarah Kekerasan di Papua Barat: Yoman, 2007
Menurut Dr. George Junus Aditjondro, bahwa:
“Dari kaca mata yang lebih netral, hal-hal apa saja yang dapat membuat klaim Indonesia atas daerah Papua Barat ini pantas untuk dipertanyakan” ( Kibaran Sampari: 2000, hal.8).
Sementara Robin Osborn berpendapat:
“…bahwa penggabungan daerah bekas jajahan Belanda itu ke dalam wilayah Indonesia didasarkan pada premis yang keliru….Kini, premis ini diragukan keabsahannya berdasarkan hukum Internasional” (2000, hal. xxx).
Pdt. Dr. Karel Phil Erari menegaskan:
“Secara hukum, integrasi Papua ke dalam NKRI bermasalh” (2006, hal. 182).
2. Rakyat West Papua Dalam Moncong Senjata TNI
Seluruh rakyat Indonesia dan komunitas Internasional tidak tahu tentang kejahatan, kekejaman dan brutalnya Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang merampok hak politik rakyat dan bangsa West Papua pada 1969.
Menurut Amiruddin al Rahab:
“Papua berintegrasi dengan Indonesia dengan punggungnya pemerintahan militer.”
(Sumber: Heboh Papua Perang Rahasia, Trauma Dan Separatisme, 2010: hal. 42).
Apa yang disampaikan Amiruddin, ada fakta sejarah, militer terlibat langsung dan berperan utama dalam pelaksanaan PEPERA 1969. Duta Besar Gabon pada saat Sidang Umum PBB pada 1969 mempertanyakan pada pertanyaan nomor 6: “Mengapa tidak ada perwakilan rahasia, tetapi musyawarah terbuka yang dihadiri pemerintah dan militer?” (Sumber: United Nations Official Records: 1812th Plenary Meeting of the UN GA, agenda item 108, 20 November 1969, paragraf 11, hal.2).
“Pada 14 Juli 1969, PEPERA dimulai dengan 175 Anggota Dewan Musyawarah untuk Merauke. Dalam kesempatan itu kelompok besar tentara Indonesia hadir…” (Sumber: Laporan Resmi PBB Annex 1, paragraf 189-200).
Surat pimpinan militer berbunyi: ” Mempergiatkan segala aktivitas di masing-masing bidang dengan mempergunakan semua kekuatan material dan personil yang organik maupun B/P-kan baik dari AD maupun dari lain angkatan. Berpegang teguh pada pedoman. Referendum di Irian Barat (IRBA) tahun 1969 HARUS DIMENANGKAN, HARUS DIMENANGKAN…” (Sumber: Surat Telegram Resmi Kol. Inf.Soepomo, Komando Daerah Daerah Militer Tjenderawasih Nomor: TR-20/PS/PSAD/196, tertanggal 20-2-1967, berdasarkan Radio Gram MEN/PANGAD No:TR-228/1967 TBT tertanggal 7-2-1967, perihal: Menghadapi Refendum di IRBA ( Irian Barat) tahun 1969).
Militer Indonesia benar-benar menimpahkan malapetaka bagi bangsa West Papua. Hak politik rakyat dan bangsa West Papua benar-benar dikhianati. Hak dasar dan hati nurani rakyat West Papua dikorbankan dengan moncong senjata militer Indonesia. Kekejaman TNI bertolak belakang dengan fakta menyatakan mayoritas 95% rakyat West Papua memilih untuk merdeka.
“…bahwa 95% orang-orang Papua mendukung gerakan kemerdekaan Papua.”(Sumber: Pertemuan Rahasia Duta Besar Amerika Serikat utk Indonesia dengan Anggota Tim PBB, Fernando Ortiz Sanz, pada Juni 1969: Summary of Jack W. Lydman’s report, July 18, 1969, in NAA).
Duta Besar RI, Sudjarwo Tjondronegoro mengakui: “Banyak orang Papua kemungkinan tidak setuju tinggal dengan Indonesia.” (Sumber: UNGA Official Records MM.ex 1, paragraf 126).
Dr. Fernando Ortiz Sanz melaporkan kepada Sidang Umum PBB pada 1969:
“Mayoritas orang Papua menunjukkan berkeinginan untuk berpisah dengan Indonesia dan mendukung pikiran mendirikan Negarva Papua Merdeka.” (Sumber: UN Doc. Annex I, A/7723, paragraph 243, p.47).
3. Rakyat dan Bangsa West Papua Harus Bangkit dan Lawan
Sudah saatnya rakyat dan bangsa West Papua untuk membela dan mempertahankan martabat dan jatidiri sebagai bangsa. Penguasa kolonial Indonesia harus dilawan dengan cara-cara elegan, santun, terhormat, dan damai.
“PASTI RAKYAT BANGSA WEST PAPUA MENANG DAN KALAHKAN MUSUH JIKA KITA BERJUANG DENGAN TIGA KEKUATAN: JALAN DAMAI, PERSATUAN DAN PENA/MENULIS.”
Bagi rakyat dan bangsa West Papua yang sedang berjuang untuk pembebasan dan kemerdekaan dari kolonialisme Indonesia, perlu mengubah cara, gaya, taktik, metode dan siasat perjuangan. Saya menawarkan tiga kekuatan yang perlu digunakan, yaitu pendekatan DAMAI, PERSATUAN & PENA/MENULIS. Yang jelas dan pasti: Tiga kekuatan ini tidak pernah dan tidak akan melukai hati, pikiran, dan tidak meninggung perasaan lawan. Pendekataan ini tidak akan dan tidak pernah membuat rakyat sengsara. Walaupun ada pengorbanan, jumlahnya relatif kecil.
3.1. Jalan Damai
Penulis ambil contoh perjuangan Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Perjuangan KNPB ialah jalan damai, taktis, dan cerdas. Walaupun ada pengorbanan nyawa, KNPB telah memperkenalkan Perjuangan West Papua Merdeka di berbagai penjuru dunia. Buktar Tabuni, Victor Yeimo dan alm.Mako Tabuni dengan kawan-kawan telah menjadi tokoh-tokoh hebat dan luar biasa yang meletakkan landasan perjuangan dengan jalan DAMAI dalam sejarah. KNPB benar-benar mengukir sejarah peradaban perjuangan yang beradab, bermartabat dan terhormat walau pejalan kaki, tapi mereka tidak pernah berjalan mundur. KNPB punya target dan tujuan yang jelas, yaitu West Papua Merdeka dengan jalan DAMAI.
KNPB mempunyai senjata, yaitu: kekuatan moral, taktis’ politis dan damai. KNPB layak dinobatkan media nasional rakyat dan bangsa West Papua. Melalui jalan DAMAI, KNPB membungkam dan mempermalukan pasukan TNI-Polri yang memiliki kekuatan perlengkapan senjata.
KNPB dengan jalan DAMAI mengajak TNI-Polri bersama-sama dan bergandeng tangan untuk mempromosikan, mengkampanyekan dan memperkuat Perjuangan West Papua Merdeka pada komunitas global.
Pdt. Dr. Marthen Luter King, Jr, menaklukkan para penguasa Amerika dengan jalan DAMAI. Nelson Mandela dan Arbishop Desmond Tutu menaklukkan Apartheid di Afrika Selatan dengan jalan DAMAI. Mahatma Ghandi menaklukkan kekuasan Inggris di India dengan jalan DAMAI. Tuhan Yesus Kristus menghancurkan kuasa Iblis dan dosa dan kuasa jahat, kuasa kegelapan, kuasa ketidadilan, kuasa kekejaman, kuasa penjajahan dengan jalan DAMAI & KASIH.
3.2. Jalan Persatuan
Penulis sampaikan contoh terbaru upaya untuk mengadu-domba dan memecah-belah persatuan rakyat dan bangsa West Papua. Dalam akun resmi penulis, akun dengan nama Socratez Yoman, penulis membagi artikel-artikel saya.
Ada anggota akun bernama Raja Guk Guk. Dia marah besar dan caci-maki yang tidak terkendali setelah membaca artikel penulis. Dia bilang begini: “artikel-artikel pendeta cabul, pendeta setan, pendata babi, itu hanya diterima oleh orang-orang pegunungan. Tetapi semua orang pantai tidak suka artikel pendeta cabul dan mereka dukung dan setia pada NKRI.”
Memang belakangan ini penulis mengikuti, pemerintah, TNI-Polri kembangkan informasi bahwa yang berjuang untuk West Papua Merdeka hanya orang-orang pedalaman dan pegunungan yang belum banyak yang maju dalam pendidikan. Sementara orang-orang pantai yang sudah maju dalam bidang pendidikan dan sudah merasakan pembangunan pemerintah dan mereka tolak perjuangan West Papua Merdeka dan mereka mendukung NKRI.
Contoh terbaru ini penulis sampaikan untuk rakyat dan bangsa West Papua dari Sorong-Merauke supaya kita tidak diadu-domba dengan dikotomi Pantai dan Pegunungan. Kita harus berdiri dan memperkuat Persatuan rakyat dan bangsa West Papua dari Sorong-Merauke yang mempunyai Memoria Passionis (kenangan kolektif kepahitan dan kejahatan Indonesia).
Sudah cukup lama kita menderita, maka seluruh komponen rakyat dan bangsa West Papua, TPNPB-OPM, KNPB dan kita semua dukung PENUH lahir dan batin perjuangan dalam wadah United Liberation Movement for West Papua (ULMWP). Jika ada orang yang melawan dan berbeda sikap dengan ULMWP berarti orang itu musuh bersama rakyat dan bangsa West Papua dari Sorong-Merauke.
“Bersatu, maka kita teguh, bercerai, maka kita runtuh.”
Para pahlawan dan pejuang, orang-orang luar biasa sebagai ‘anugerah Tuhan’ yang berada dalam TPNPB-OPM di kota-kota, di hutan dan di Luar Negeri dan KNPB, dan kita semua, kita sama-sama berkomitmen, merawat, memelihara Persatuan dalam perjuangan. Pahlawan dan pejuang yang hebat, terhomat dan dicintai rakyatnya ialah mereka yang menjaga dan memperkuat Persatuan.
Pejuang dan pahlawan yang selalu ada di hati TUHAN dan di hati rakyat ialah mereka yang mencitai PERSATUAN.
3.3. Pena/Menulis
Para pejuang sejati yang penulis muliakan dan hormati, perjuangan dengan jalan menulis merupakan kekuatan yang melebihi dan melampaui batas-batas kekuatan senjata canggih bentuk apapun.
Seorang ilmuwan dan penulis berkembangsaan Rusia yang membelot ke Amerika Serikat yang bernama (Varklav?) membuat Uni Sovyet berkeping-keping hanya dengan menulis sebuah buku tentang kejahatan Uni Sovyet.
Siapa yang mau ikuti jalan ini? Anda semua bisah. Mulailah menulis. Anda mampu dan sanggup taklukkan kolonial NKRI hanya dengan ujung pena bukan dengan moncong senjata.
Perjuangan melalui jalan menulis, banyak informasi gelap, kelam dan tersembunyi yang dibuka. Melalui pena mampu dan sanggup hancurkan dan porak-porandakan sebuah Negara sekuat apapun. Ujung penah mampu dan sanggup membawa perubahan dalam sebuah negara, masyarakat dan dalam diri seseorang.
Ujung pena mampu menghancurkan tembok-tembok keangkuhan dan kejahatan, maka kita dalam menulis itu harus disampaikan informasi, data, dokumen, fakta dan realitas dengan benar, adil dan jujur.
Berjuang dengan jalan mengumumkan persoalan-persoalan berbasis kebenaran, kejujuran, keadilan, proporsional, akurat, kita dapat dan mampu meyakinkan semua orang. Melalui menulis, kita mendidik orang yang berbeda paham dengan kita. Tadinya musuh/lawan tapi bisa berbalik menjadi sahabat dan kawan karena kita menulis yang benar, jujur dan bukti-bukti akurat.
Tulis tentang kematian Mambesak, Arnold Clemens Ap. Tulis tentang penculikan dan penghilangan Aristoteles Masoka, tulis penembakan Mako Tabuni, Yawan Wayeni Kelly Kwalik, tulis kematian 4 siswa di Paniai 8 Desember 2014. Tulis kasus Nduga 2018.
Tulis Wamena berdarah, Wasior Berdarah, Abe berdarah, Biak berdarah dan masih banyak, bahkan ribuan kasus kekejaman kolonial Indonesia di West Papua selama 57 tahun.
Mari, kita TOLAK perang/ kekerasan dengan jalan DAMAI, PERSATUAN & PENA. Karena abad ke-21 ini era sudah berubah dari perang dan kekerasan sudah berubah menjadi era peradaban tinggi yang mengedepankan perjuangan dengan jalan DAMAI.
Mari, kita dukung penuh ULMWP dan peran kita masing-masing dengan memanfaatkan teknologi dan globalisasi karena semua tidak ada yang rahasia dan terrutup.
Siapa yang berjuang dengan DAMAI, PERSATUAN dan PENA/ MENULIS, maka mereka-lah yang memenangkan pertandingan dan mereka-lah dihormati dan memiliki banyak sahabat, kawan, teman dan solidaritas di seluruh planet ini melampaui batas-batas perbedaan keyakinan iman, pandangan politik/ideologi, latar belakang pendidikan, status sosial, perbedaan etnis dan ras.
Doa dan harapan saya, tulisan ini berguna bagi para pembaca. Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua.
Waa…..kinaonak o Nowe Nawot.
Ita Wakhu Purom, 14 April 2025
Kontak: 08124888458