_______________________________________
👇👇👇👇👇👇👇👇
PESAN dari Brigjen Pol Raziman Tarigan kepada Gembala Dr. Ambirek G. Socratez Yoman pada 2002 di Ruang Kerja Wakapolda Papua.
"Pak Socratez, saya minta, tolong jaga Benny Wenda. Dia pemimpin sejati. Ketenangannya tidak dibuat-buat. Ketenangannya lahir dari hatinya. Dia pemimpin Papua yang hebat."
Pesan Wakapolda Papua Brigjen Pol Raziman Tarigan waktu saya mengunjungi Hon. Benny Wenda waktu ditahan di Polda Papua pada 2002.
Biarlah Hon. Benny Wenda, kini Presiden Pemerintahan Sementara bangsa Papua Barat yang mengukir di hatinya kenangan sejarah pada saat situasi yang sangat sulit dan sukar waktu itu.
Di ruang kerja pak Wakapolda Raziman Tarigan, waktu saya tanya Tuan Benny Wenda dengan bahasa daerah, Tuan Benny dengan suara pelan dan sampaikan kepada saya:
"Bapa, nayum nibinggarak"
Artinya, "Bapa, mereka (aparat keamanam) merabik baju saya."
Bajunya dirabik waktu Hon. Benny Wenda ditangkap di Entrop-Jayapura-Papua Barat.
"Bapa, nayum nibinggarak" mengandung banyak arti, pesan dan makna.
Benarlah apa yang dikatakan Dr. Ibrahim Peyon, Ph.D.
"Icon Bangsa Papua. Hanya dia (Benny Wenda) yang mampu menggoyangkan Jakarta dan Dunia. Jakarta takut hanya dia (Benny Wenda)".
Menjadi catatan penting untuk seluruh rakyat dan bangsa Papua Barat dari Sorong-Papua Barat bahwa:
Pemimpin besar dan berpengaruh untuk bangsanya lahirnya dengan proses yang panjang dengan jalan berliku-liku.
Karena itu, jagalah, rawatlah, lindungilah, dukunglah pemimpin yang sudah ada. Karena pemimpin yang ada adalah anugerah Tuhan dalam era yang sulit ini.
Pemimpin besar tidak pernah lahir dalam 1 jam atau 1 hari atau 1 minggu atau 1 bulan. Itu namanya pemimpin karbitan atau pemimpin yang paksa diri yang hanya membawa korban dipihak rakyat.
Kita tidak mengkultuskan seseorang sebagai pemimpin, tapi lebih baik kita belajar pengalaman Nelson Mandela, Xanana Gusmao, Ramos Horta dan para pemimpin yang menjadi icon bangsa mereka.
Ita Wakhu Purom, 21 September 2023