OPM: Kami Butuh Merdeka
JAYAPURA – Bila beberapa waktu lalu TPN-OPM melalui Lambert Pekikir secara tegas menyatakan tidak menerima tawaran Gubernur Papua dan memilih untuk menyelesaikan masalah Papua melalui Referendum, kini Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Organisasi Papua Merdeka (OPM) dibawah pimpinan Gen. Goliath Tabuni menanggapi pernyataan Gubernur Lukas Enembe sebelumnya yang menyatakan ‘Kita Tidak Butuh Merdeka’.
Melalui rilis resmi TPNPB-OPM yang ditandatangani Kepala Staf Umum, Teryanus Satto (NRP. 7312.00.00.003) TPNPB-OPM menyayangkan pernyataan tersebut, karena dirasakan seakan merendahkan perjuangan Rakyat Asli Papua untuk memperoleh Hak Politik Menentukan Nasib Sendiri (Self Determination).
“ Papua dihuni oleh jutaan orang, setiap orang memiliki hak, termasuk kami, dan kami butuh merdeka, hak itu yang kami perjuangkan, sama dengan orang lain yang juga sedang memperjuangkan haknya,”katanya.
Dinyatakan juga oleh OPM bahwa sesungguhnya kesejahteraan yang dijanjikan sejak puluhan tahun lalu tidak pernah terealisasi,” Mau kesejahteraan seperti apa lagi, dari dulu Indonesia sudah tawarkan dan berusaha lakukan itu, tapi rakyat Papua tidak pernah sejahtera hingga saat ini, terus mau sampai kapan lagi kita hidup dalam janji-janji dan angan-angan dari Indonesia, sudah banyak yang mati dan menderita, sejak nenek moyang kami Indonesia sudah janjikan itu, tapi tidak pernah ada kesejahteraan itu, ini adalah fakta, kita hanya bisa sejahtera kalau merdeka,” demikian kutipan TPNPB-OPM.
Poin lain dari rilis TPNPB-OPM tersebut adalah dijelaskan bahwa, terakhir Gubernur Timor-Timur saat itu (Abillio Soarez) juga pernah melakukan hal yang sama, namun pada akhirnya hidup Soarez berakhir dalam tahanan karena ditangkap dan dipenjarakan.
Dibagian akhir, TPNPB-OPM menyatakan bahwa pada waktunya nanti, kami tahu bahwa kami akan merdeka dan berdaulat di atas Tanah Kami, Papua,”Demikian surat pernyataan ini kami buat untuk dapat menjadi perhatian bagi semua orang, bagi saudara-saudara kami, teruslah berjuang, jangan terprovokasi dengan propaganda”. Pintahnya. (Bom/Don/l03)