http://bintangpapua.com/index.php/lain-lain/k2-information/halaman-utama/item/6658-anton-penembakan-itu-atas-perintah-gen-goliath-tabuni
Korban Tewas Ditembak Tiga Kali dengan Senjata Kaliber 38
JAYAPURA— Kelompok Sipil Bersenjata kembali melakukan aksi penembakan terhadap warga sipil. Kali ini, seorang tukang ojek bernama Muhamad Saleh (43) di Jalan Tanjakan, Puncak Senyum, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Jumat (12/7) sekitar pukul 08.00 WIT.Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian saat dikonfirmasi wartawan usai mengikuti acara pelantikan Pengganti Antar Waktu (PAW) Mejelis Rakyat Papua (MRP), di Gedung Negara Dok V Jayapura, Jumat (12/10) membenarkan peristiwa ini. Bahwa telah terjadi penembakan di Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.
Dijelaskan, menurut informasi dari Kapolres Puncak Jaya ada penembakan, dimana korbannya adalah tukang ojek. Untuk sementara, langkah-langkah awal sudah dilakukan, termasuk mengevakuasi korban ke rumah sakit, kemudian melakukan olah TKP awal, dan dari hasil olah TKP ada ditemukan selongsong peluru. “Dari penemuan itu, kita akan kembangkan untuk mengetahui apa motif dan siapa pelakukanya,” tandasnya.
Disinggung kenapa penembakan masih saja terjadi di Puncak Jaya, kata Kapolda, di daerah ini ada dinamika dan pihaknya sudah melakukan langkah-langkah pendekatan. Sementara mengenai berapa jumlah pelaku, sesuai laporan pelaku berjumlah satu orang. Dimana pelaku berpura-pura menjadi penumpang ojek.
Hal senada diungkapkan Kabid Humas Polda Papua Kombes (Pol) I Gede Sumerta Jaya, SIK ketiga dikonfirmasi di ruang kerjanya, Jumat (12/7).
Dikatakan pihaknya telah menerima laporan peristiwa penembakan yang terjadi di Puncak Jaya. Dimana Kelompok Sipil Bersenjata kembali melakukan aksi penembakan, yang menewaskan korban Muhamad Saleh di Jalan Tanjakan, Puncak Senyum, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Jumat (12/7) sekitar pukul 08.00 WIT.
Akibatnya,korban mengalami luka tembak di atas puting susu kanan tembus ke punggung kanan, luka tembak pada punggung kiri tembus pada rusuk kiri, luka tembak pada rusuk kanan diperkirakan peluru bersarang dalam perut.
Dijelaskan , pihaknya masih menyelidiki kasus penembakan ini, guna mengungkap pelakunya. Namun, dugaan sementara korban ditembak penumpangnya menggunakan senjata laras pendek jenis kaliber 38.
Sebagaimana hasil Olah TKP, menurut Kabid Humas, korban ditembak sebanyak tiga kali, dimana dua proyektil bersarang di dada korban. Sedang sebuah proyektil ditemukan di tanah.
Kronologis kejadian, korban tewas ditembak ketika sedang membawa penumpang dari Mulia menuju Puncak Senyum sekitar pukul 08.00 WIT. Pukul 08.30 WIT Kapolres Puncak Jaya, Dandim 1714/PJ beserta anggota gabungan TNI/Polri melakukam evakuasi terhadap korban menggunakan 8 unit mobil masing-masing dua ambulance dan 6 mobil Estrada.
Pukul 09.00 WIT Aparat Gabungan TNI/Polri berhasil melakukan evakuasi dari TKP. Pukul 09.45 WIT korban Muhamad Saleh tiba di RSUD Mulia, Puncak Jaya.
Pukul 09.50 WIT Tim Medis melakukan otopsi terhadap korban.
Pukul 11.15 WIT korban dievakuasi menuju Bandara Sentani, Jayapura menggunakan pesawat komersial jenis Enggang. Pukul 12.00 WIT korban diterbangkan ke Makassar untuk dikebumikan di kampung halamannya.
Sementara itu Sekjend TPN-OPM, Anton Tabuni menyatakan bahwa penembakan tersebut dilakukan TPN-OPM di bawah komando Panglima Tinggi, Gen. Goliath Tabuni.
Tidak hanya kejadian tersebut, Anton juga sempat menyampaikan bahwa, pada hari Minggu (7/7) lalu, mereka sempat menembak sekelompok orang yang berkendaraan roda empat,”Itu TPN yang lakukan, atas perintah Panglima Tinggi Gen. Goliath Tabuni, waktu hari Minggu itu juga kita ada tembak sekitar enam orang yang pake mobil,” ujar Anton Tabuni kepada Bintang Papua via ponsel, kemarin.
“Yang di Mulia itu juga TPN yang tembak, dia tukang ojek tapi kasih informasi untuk aparat Indonesia, kesempatan ini kita ingatkan juga untuk pejabat Papua bahwa kalian akan jadi target kita juga,” tambah Anton.
Anton juga meminta Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono harus bertanggung jawab atas pelanggaran HAM yang terjadi di Papua, dan kepada aparat Polisi dan Tentara di Papua untuk segera angkat kaki dari Papua,” tegasnya.
Ditambahkan bahwa,”Indonesia tidak perlu alasan lain lagi, karena sudah jelas kalau Otsus itu sudah gagal jadi jangan cari alasan lain lagi, segera angkat kaki dan mengakui kedaulatan Bangsa Papua,” harap Anton Tabuni. (mdc/bom/nls/don/l03)