Ilustrasi. (Foto: ANTARA/HO-Humas Polda Papua) |
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa membenarkan informasi salah satu prajurit TNI yang kabur dan bergabung dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organsiasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Suriastawa mengatakan, prajurit TNI itu telah bergabung sejak 12 Februari lalu dan baru kembali diramaikan saat ini.
"Walaupun hal itu benar, tetapi kejadiannya tanggal 12 Februari 2021 yang lalu, bukan kejadian baru dan sudah diberitakan di media," kata Suriastawa melalui pesan singkat, Jumat (16/4).
Ia menduga, pihak OPM tengah bersiasat dengan meramaikan kembali kejadian lama sehingga seolah baru saja terjadi.
Lihat juga: OPM Akui Tembak Guru di Beoga: Dia Mata-mata TNI-Polri
Suriastawa menuturkan, prajurit TNI dari Yonif 410 itu kabur pada 12 Februari lalu dari pos pemantauan tanpa membawa senjata.
"Sampai saat ini tidak jelas keberadaannya," kata Suriastawa.
Suriastawa mengingatkan agar masyarakat Papua, tepatnya di Ilaga lebih berhati-hati dan mewaspadai aksi teror yang dilakukan oleh para OPM.
Apalagi kata dia, saat ini mereka semakin gencar melakukan teror dengan membunuh masyarakat sipil.
"Kali ini KKB menembak mati seorang pelajar SMA, Ali Mom (16 tahun) di kampung Uloni, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak Kamis (15/4) kemarin," kata dia.
Lihat juga: Komnas HAM Minta Otsus Papua Dievaluasi Usai Penembakan Guru
Sebelumnya, Juru Bicara OPM Sebby Sambom menyebut seorang anggota TNI yang bertugas di Pos Bulapa memutuskan bergabung dengan OPM.
Ia mengklaim, keputusan yang diambil anggota TNI itu lantaran tak tahan dengan sikap TNI yang kerap menembak masyarakat sipil Papua.
"(Bergabung) Sejak Februari 2021 karena dia lihat anggota TNI suka tembak masyarakat sipil, termasuk pendeta," kata Sebby.
Sebby menyebut prajurit TNI itu saat ini langsung menjadi prajurit OPM sebab sudah cukup terlatih saat masih bergabung di TNI.
Eskalasi konflik TNI dengan kelompok bersenjata di Papua meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Sejumlah penembakan terjadi, beberapa di antaranya menyasar warga sipil, termasuk dua guru.
(tst/pris)