POJOKSATU.id, JAKARTA – Video sekelompok orang diduga anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) beredar di media sosial.
Dalam video tersebut, tampak beberapa orang menenteng senjata laras panjang dan golok. Ada pula bendera bintang Kejora yang merupakan bendera OPM.
Para anggota OPM itu menantang TNI dan Polri datang ke Nduga Papua untuk perang terbuka.
“TNI datang ke Nduga, kita perang terbuka. Saya dan kau, kalian semua pasukan-pasukan tentara, polisi untuk perang terbuka di tanah Nduga ini,” ucap salah satu pria dalam video tersebut.
“Kalau kalian berani, datang ke sini. Kalau kalian tentara penakut, silahkan pulang,” imbuhnya.
Ia menunjukkan salah satu senjata laras panjang yang diduga hasil rampasan dari tangan aparat keamanan.
“Kalian sudah mati, tentara, polisi senjatamu sudah saya dapatkan, ini senjatamu, kalian satu per satu sudah mati,” kata pria itu lagi.
Video tersebut dibagikan oleh akun Twitter @framvok pada Sabtu, 21 November 2020.
“Ditantangin OPM di Papua malah bikin rusuh di petamburan. Si dung dung telah merendahkan mertabat TNI,” tulisnya.
Dari penelusuran pojoksatu.id, video ini sudah pernah beredar pada September 2020 lalu. Namun hingga kini identitas sekelompok pria dalam video tersebut belum diketahui.
Sebelumnya, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menantang pasukan elit TNI, Komando Operasi Khusus atau Koopsus untuk membuktikan kehebatannya di Papua.
Koopsus menjadi perbincangan ramai sejak beberapa hari terakhir setelah mendatangi markas FPI di Petamburan Jakarta.
Menurut HNW, KKB merupakan kelompok separatis yang jelas-jelas mengancam kedaulatan NKRI.
“Apalagi kembali KKB, Kelompok Separatis OPM, kembali berulah, 2 warga sipil di Ilaga Papua mereka tembak. Aksi berulang itu secara nyata mengancam kedaulatan hukum dan eksistensi NKRI,” tulis HNW di akun Twitternya, @hnurwahid, Sabtu (21/11).
Mantan Presiden PKS itu membagikan tautan berita berjudul “KKB Kembali Berulah, Diduga Tembak 2 Warga Papua di Ilaga”.
“TNI dengan Koopsusnya, harusnya fokus ke sana, buktikan kehebatan mereka atasi kelompok teroris separatis ini,” pinta HNW.
(one/pojoksatu)