Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-PNG Yonif 713/Satya Tama, memberlakukan siaga satu dan menutup akses di perbatasan RI - PNG. (Foto:iNews TV/Edy Siswanto) |
Untuk pelaku, diduga adalah Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata yang beroperasi di wilayah perbatasan negara. Kelompok ini bersembunyi dan melakukan kegiatan di negara tetangga PNG.
PascaTeror itu, Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-PNG Yonif 713/Satya Tama, memberlakukan siaga satu. Sebelummya, Lettu Inf Sulaiman, Danki Satgas Pamtas RI-PNG Yonif 713 dikabarkan terkena Rekolset tembakan lawan di tangan kiri.
"Kita siaga, ya kita antisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan. Kita kawal kedaulatan perbatasan kita," kata Dansatgas Yonif 713/ST, Mayor Inf Dony Gredinand seperti dikutip dari Sindonews.com, Rabu (2/10/2019).
Terkait penutupan wilayah perbatasan, Dony menyebut agar warga tidak memasuki wilayah Tapal Batas hingga dinyatakan aman.
"Jangan sampai mereka masuk lantas pas selfy - selfy ada peristiwa. Kita antisipasi, jangan sampai ancaman mereka ke warga sipil terjadi di sini," ucapnya.
Diakui Dony, setelah teror tembakan pada Selasa pagi sekitar pukul 06.00 WIT, pihaknya membentuk dua tim untuk menyisir disekitar suara tembakan. Tidak ada proyektil peluru ditemukan, pun bekas tembakan pada Gedung PLBN (Pos Lintas Batas Negara). "Semua aman. Tidak ada proyektil yang kita temukan. Pelaku kabur ke arah PNG," timpalnya.
Dikatakan, peristiwa tersebut mirip dengan peristiwa serupa ditahun 2014. Teror lalu kabur ke PNG. Namun demikian pihaknya tetap memperketat penjagaan diwilayah perbatasan. "Kayak tahun 2014 lalu. Kita antisipasi saja," kata dia.*
Sumber : Sindonews / Editor : DNJ