"Tuhan Yesus, Angkut Semua Emas, Perak dan Tembaga dari Tanah Papua, bawa kasih saja kepada NKRI dan kepada Amerika Serikat. Kami tidak perlu ini semua, yang kami perlu adalah kemerdekaan, kami mau hidup sebagai manusia, bebas, merdeka, menikmati hidup sebagia manusia sesuai kodrat penciptaan-Mu!"
Doa mereka berdua dinaikkan ketika itu mereka bersama-sama dengan beberapa aktivis Aliansi Mahasiswa Papua di Kota Gudeg Yogyakarta.
Saat pendiriannya, Aliansi Mahasiswa Papua berjuang dimotori oleh Alm. Demianus Tary Wanimbo sebagai Ketua AMP, dan Alm. Sem Karoba sebagai Jurubicara AMP di pentas internasional. Banyak hasil dicapai waktu itu, termasuk pendirian kantor kampanye Papua Merdeka di Oxford Inggris, yang kemudian diteruskan oleh Mr. Benny Wenda, dan pendirian kantor di Republik Irlandia, di mana pendukung utama waktu itu ialah Michael D. Higgins, yang adalah Presiden dari Republik Irlandia hari ini.
Keduanya dilahirkan dari satu keturunan, bibit dari Gunung Tari, dan keduanya berjuang di era yang sama, keduanya dikirim oleh Misionaris, yang satu untuk menjadi pilot dan yang satu untuk menjadi dokter, tetapi akhirnya keduanya terjun ke dunia politik Papua Merdeka berdasarkan keprihatinan mereka terhadap penderitaan bangsa Papua.
Keduanya mati dalam satu insiden yang sama. Dan keduanya juga dilupakan oleh berlalunya waktu.
Keduanya pernah menaikkan doa kepada Allah Bapa di surga, dari sejumlah doa-doa lain, doa "Bawa emas, perak dan tembaga keluar dari Tanah Papua, dan bawa ke Indoensia dan Amerika Serikat" ialah doa yang paling sedih, doa yang diakhiri dengan tuturan air mata, dengan ratapan besar-besaran, karena ia keluar dari lubuk hati mendalam, mengakar dan akut.
Apakah tujuan Papua Merdeka?
- Mau menjadi kaya seperti Amerika Serikat?
- Mau menjadikan rakyat adil dan makmur seperti NKRI?
- Mau memajukan bangsa Papua menjadi modern?
Kalau jawaban Anda "Ya!kepada tiga pertanyaan terakhir ini, maka ada pertanyaan lanjutan untuk Anda.
- Apakah NKRI tidak cukup bagus untuk memakmurkan bangsa Papua?
Mengejar harta-benda dan kekayaan atas nama bangsa ialah sebuah tindakan terkutuk, yang dibutuhkan bangsa Papua bukan kekayaan, bukan modernisasi, bukan pembangunan, tetapi "kemerdekaan".
Kemerdekaan yang dimaksud di sini bukan sekedar NKRI keluar dari Tanah Papua, tetapi agar orang Papua yang pernah dilahirkan ke tanah leluhurnya, tidak lantas bertanya-tanya terus didalam hatinya,
- Kapan akan saya dibunuh oleh Indonesia?
- Kapan akan saya ditangkap dan dipenjarakan kalau saya katakan, atau lakukan ini dan itu?
- Kapan akan saya dituduh dan ditangkap sebagai koruptor hanya karena saya membela bangsa saya, walaupun saya sebagai pejabat NKRI?
- Kapan ? dan kapan ?
Yang kita perjuangkan ialah "menghapus pertanyaan yang diawali dengan kapan..."
Cara pertama ialah berdoa kepada Tuhan supaya semua emas, perak dan tembaga dan kekayaan alam lainnya yang ada di atas Tanah Papua supaya diangkut saja langsung sekaligus dan sekalian ke Pulau Jawa dan Amerika Serikat, dan biarkan kami bangsa Papua hidup miskin, tetapi tanpa pertanyaan "KAPAN...?"