(Presiden Ir. Joko Widodo berdiri bersama rakyat Palestina dan Perdana Menteri Fiji Sitiveni Ligamamada Rabuka dan Sekretaris General PCC Pendeta James Bhagwan berdiri bersama rakyat Papua Barat)
Oleh Gembala DR. A.G. Socratez Yoman
"Pemerintah Fiji dan Gereja-Gereja di Fiji, rakyat Fiji mendukung keanggotan penuh ULMWP dalam Rumah Besar Keluarga Melanesia, yaitu MSG."
Pada 22 Februari 2013, Perdana Menteri Fiji Sitiveni Ligamamada Rabuka menyatakan mendukung keanggotaan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dalam rumpun Keluarga Besar Melanesia Masyarakat, yaitu MSG. Pernyataan Perdana Menteri Fiji sebagai berikut:
"Yes, we will support them [United Liberation Movement for West Papua] because they are Melanesians. I am more hopeful [ULMWP gaining full MSG membership]. I am not taking it for granted. The dynamics may have changed slightly but the principles are the same"
Terjemahan bebas sebagai berikut:
"Ya, kami akan mendukung mereka [United Liberation Movement for West Papua] karena mereka orang Melanesia. Saya lebih berharap [ULMWP mendapatkan keanggotaan penuh MSG]. Saya tidak menerima begitu saja. Dinamikanya mungkin sedikit berubah tetapi prinsipnya sama."
Dukungan Kemerdekaan rakyat dan bangsa Papua Barat juga datang dari Sekretaris Konferensi Gereja-Gereja Pasifik (PCC) Pendeta Dr. James Bhagwan pada Sabtu, 18 Februari 2023.
"Kami menegaskan kembali dukungan kami untuk penentuan nasib sendiri rakyat West Papua dan keinginan mereka untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusis. ULMWP harus dikonsultasikan oleh pemerintah, PBB dan Uni Eropa tentang masalah Papua Barat sebagai perwakilan rakyat Papua Barat yang diakui."
Dukungan dari Pemerintah dan Gereja-gereja di Fiji itu sama seperti pemerintah dan rakyat Indonesia yang menyatakan berdiri bersama rakyat Palestina untuk kemerdekaan Palestina.
Indonesia menyampaikan protes keras kepada Fiji setelah Perdana Menteri Sitiveni Rabuka bertemu dengan Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP), Benny Wenda.Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ri, Teuku Faizasyah, mengonfirmasi bahwa Indonesia sudah melayangkan nota protes ke Fiji.
"Dari sisi Indonesia sudah (melayangkan protes). Namun, mengenai tanggapan pihak Fiji, saya belum terinformasi."
Presiden Jokowi memberikan keterangan pers usai bertemu PM Mohammad I.M. Shtayyeh di Istana Bogor, Provinsi Jawa Barat, Senin (24/10).
Presiden Joko “Jokowi” Widodo kembali menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina.
“Sekali lagi saya ingin menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk terus mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina."
“Izinkan saya menekankan pentingnya persatuan di antara rakyat Palestina. Sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bahwa persatuan bangsa Indonesia membawa negara ini mencapai kemerdekaannya. Oleh karena itu, proses rekonsiliasi perlu didorong dan Indonesia siap memfasilitasi rekonsiliasi faksi-faksi di Palestina. Izinkan saya juga menyampaikan dukungan Indonesia kepada Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB."
Pertanyaan saya sebagai berikut:
1. Apakah Perdana Menteri Israel memprotes kepada Indonesia dengan mengirim Nota Protes atas pernyataan Presiden RI Ir. Joko Widodo yang mendukung Kemerdekaan rakyat Palestina?
2. Apakah Indonesia tidak mengganggu kedaulatan Israel dengan mendukung gerakan separatis kemerdekaan rakyat Palestina?
Menurut saya, sangat layak dan pantas, Fiji, Vanuatu, Kepulauan Solomon, PNG dan Kanaki mendukung keanggotaan ULMWP ke dalam keluarga besar MSG.
Seperti Indonesia mendukung kemderkaan rakyat Palestina, maka Indonesia juga mendukung kemerdekaan rakyat dan bangsa Papua Barat karena Konstitusi Indonesia menjamin Kemerdekaan Palestina dan Kemerdekaan Papua Barat.
Pembukaan UUD 1945 menyatakan:
"Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan."
Jadi, "Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak bangsa Palestina dan bangsa Papua Barat, dan oleh sebab itu, maka penjajahan Israel di atas Palestina dan Indonedia di atas rakyat dan bangsa Papua harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan."
Bagi rakyat dan bangsa Papua Barat mempunyai ada dua belas argumentasi yang mendukung dan memperkuat perjuangan Papua Barat merdeka. Bahwa
tanggal 1 Desember 1961 adalah Hari Kemerdekaan rakyat dan bangsa Papua Barat. Kemerdekaan ini ada alat kelengkapan Negara dan simbol-simbol negara. Lambang-lambang atau simbol-simbol Negara, yaitu Nama Negara: Papua, nama bendera: Bintang Kejora, lagu kebangsaan: Hai Tanahku Papua, Mata uang Gulden, lambang negara: Burung Mambruk dan Parlemen: Papua New Guinea Raad, ada rakyat, yaitu rakyat Papua.
Kemerdekaan bangsa Papua Barat ini
dianeksasi atau dibubarkan oleh Ir. Sukarno Ppada 19 Desember 1961 di Alun-alun Yogjakata Ir. Sukarno dalam Maklumatnya yang dikenal Tiga Komando Rakyat (Trikora) menyampaikan:
1. Gagalkan pembentukan Negara Papua buatan Belanda.
2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat.
3. Tanah Air Indonesia bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air dan bangsa.
Dalam pidato aslinya disebutkan Gagalkan Pembentukan Negara Papua, tanpa kata "boneka". Jadi, di sini terbukti bahwa penguasa Indonesia menganeksasi atau membubarkan sebuah Negara merdeka.
Rakyat dan bangsa Papua dan komunitas global dibeberapa Negara setiap 1 Desember dirayakan sebagai Hari Nasional bangsa Papua Barat dengan mengibarkan bendera Bintang Kejora.proses pengenalan dan kesadaran 1 Desember 1961 tidak pernah pudar, walaupun penguasa Indonesia, TNI-Kepolisian alergi atau anti dengan bendera Bintang Kejora.
Bintang Kejora semakin ditekan semakin berambat dan mengakar. Bintang Kejora dilarang berkibar itu memberikan ruang bagi generasi muda Indonesia untuk menyelidiki lebih dalam untuk mengetahui, bahwa mengapa dan ada apa dengan bendera Bintang Kejora?
Indonesia silahkan mendukung Palestina walaupun mengganggu kedaulatan bangsa Israel atas Palestina. Indonesia harus harus mengakui dengan jujur bahwa Fiji juga mempunyai hak mendukung Papua Barat sebagai bagian yang tak terpisahkan sebagai keluarga Melanesia walaupun mengganggu kedaulatan Indonesia atas Papua Barat. Di sini, tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang. Yang ada si sini, Win Win Solution.
Doa dan harapan saya, tulisan ini membuka mata kita dan hati nurani para penguasa Indonesia.
Selamat membaca. Tuhan memberkati kita semua.
Ita Wakhu Purom, 3 Maret 2023
Penulis:
1. Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua;
2. Pendiri, Pengurus dan Anggota Dewan Gereja Papua Barat (WPCC)
3. Anggota Konferensi Gereja-gereja Pasifik (PCC)
4. Anggota Aliansi Baptis Dunia (BWA).
===========
Kontak: 08124888458 (HP)
081288887882 (WA)