Gambar 1: Foto Bersama Usai Ibadah Dukungan ULMWP For Full Memberhsip MSG, Pkl. 03:00 Wp, 05/08/2023. Dokpri.
(Sabtu, 05 Agustus 2023)
Hari: Sabtu, 05 Agustus 2023
Tempat: Expo Waena
Pukul: 09:00-03:00 WP
Kegiatan: Ibadah Dukungan ULMWP For Full Membership MSG
Kronologis
Rakyat bangsa Papua menyelenggarakan Ibadah Dukungan ULMWP for Full Membership MSG.
Pukul, 09:00 Waktu West Papua, aparat kepolisian dari Polres Abepura sempat datang ke lokasi kegiatan guna membubarkan massa yang hadir. Mereka sempat masuk ke ruangan kegiatan Ibadah, membongkar beberapa bingkai dan baliho yang bertuliskan tema-tema dukungan ULMWP for Full Membership MSG. Sempat terjadi negosiasi beberapa saat antara panitia penyelenggara dengan aparat keamanan. Ketua Panitia Penyelenggara kegiatan dari Komite Aksi Kunume Numbay, Calvin Wendacs menyampaikan bahwa sudah ada penanggung jawab yang jelas, sehingga pasti pihaknya akan mempertanggungjawabkan segala sesuatunya di Kantor Polisi jika ada hal-hal yang barangkali menyimpang.
Gambar 2: Penghadangan Kegiatan dari Aparat Kepolisian Polres Abepura dan Polres Arso di lokasi kegiatan, Pkl. 09:00 Wp, 05/08/2023. Dokpri.
“Di Undangan itukan sudah jelas tertera dua nama sebagai penanggung jawab kegiatan. Sehingga sudah pasti mereka akan bertanggung jawab penuh bila ada hal-hal yang menyimpang dari hukum dan undang-undang bangsa ini” terangnya.
Panitia penyelenggara menambahkan bahwa kegiatan yang mereka lakukan ini bukan yang pertama kalinya, tetapi sudah sangat sering. Apalagi corak dasar kegiatan ini hanyalah ibadah, bukan kegiatan penyimpangan yang lainnya, sehingga pihak kepolisian diharapkan untuk bersikap persuasif dan kooperatif.
“Kami ini bukan baru kali ini melakukan kegiatan seperti ini. Sudah sangat sering kami menyelenggarakan kegiatan-kegiatan demonstrasi yang sifatnya damai tanpa kekerasan. Kami tahu etika, demokrasi dan HAM. Sehingga sekali saya tegaskan sebagai penanggung jawab kami siap bertanggung jawab bila ada hal-hal yang keliru dalam berjalannya proses kegiatan kami ini” tambahnya.
Pukul, 11:23
Setelah melakukan negosiasi dengan aparat keamanan, akhirnya kegiatan dapat berlangsung dengan baik. Beberapa tamu undangan sudah mengambil tempat di dalam gedung Aula Asrama Expo. Sisanya masih dalam perjalanan, sebagian lainnya tidak menghadiri undangan karena satu dan lain hal. Ada sekitar 30 menit sampai 1 jam massa menunggu beberapa tamu yang belum hadir.
Akhirnya Rakyat bangsa West Papua, fraksi-fraksi organisasi pergerakan, pemimpin dan pendiri ULMWP dari tiga payung pergerakan, yakni NRFPB, WPNCL, dan PNWP yang sudah hadir dan siap melangsungkan Ibadah dalam rangka mendukung United Liberation Movement For West Papua (ULMWP) untuk masuk sebagai Anggota Penuh (Full Membership) di dalam forum Melanesian Spredhead Group pada pertengahan Agustus mendatang ini di Vanuatu.
Dalam undangan yang diedarkan hampir semua organisasi pergerakan, perjuangan dan perlawanan yang ada di sekitar Kota Jayapura West Papua sudah diundang. Namun sampai kegiatan ini berjalan ada beberapa perwakilan organisasi yang hadir.
Ada tiga tokoh kharismatik bangsa Papua yang hadir dalam acara Ibadah Dukungan ULMWP For Full Membership MSG ini, di antaranya adalah Markus Haluk sebagai Direktur Eksekutif ULMWP dalam negeri, Buhctar Tabuni sebagai Deklarator ULMWP sekaligus Ketua II Legislatif ULMWP, dan Pdt. Dr. Sokrates Sofyan Yoman sebagai perwakilan dari Dewan Gereja Papua (DGP).
Pukul, 11; 53
Acara dimulai dengan pembacaan protokol susunan acara oleh panitia penyelenggara. Ada pun susunan acaranya, yaitu Pembukaan, Ibadah Dukungan, Pernyataan-pernyataan pers dukungan ULMWP for MSG oleh para tamu undangan, Pembacaan Pers Rilis, Doa Penutup, Foto Bersama dan Selesai.
Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan lagi dengan Ibadah Dukungan. Ibadah ini dipimpin oleh seorang hamba Tuhan yang masih muda dan penuh semangat, Sdra. Yerry. Firman Tuhan dibawakan doa pembukaan dan Firman Tuhan dibawakan oleh Pdt. Pius Wenda.
Gambar 3: Pdt. Pius Wenda saat membuka acara Ibadah Dukunga ULMWP for MSG dengan Doa pembukaan, Pkl. 11:00 Wp, 05/08/2023.Dokpri
Dalam kotbahnya Pdt. Pinus Wenda menegaskan tentang pentingnya melibatkan Tuhan sebagai Pemimpin dan Panglima Tertinggi dalam Perkara West Papua (ULMWP) menuju MSG.
Setelah ibadah dukungan, kegiatan berlangsung dengan penyampaian pernyataan dukungan dari setiap tamu undangan yang hadir. Kesempatan pertama diberikan kepada Dewan Gereja Papua (DGP) yang diwakili oleh Pdt. Dr. Sokrates Sofyan Yoman M.TH. Dalam penyampaiannya pendeta yang baru saja menulis buku kontroversi dengan Judul, Xi Jinping: Wajah Tuhan Pada Abad 21 (2023) itu memberikan beberapa wejangan-wejangan pamungkas demi mempertegas eksistensi ULMWP itu sendiri sebagai wadah persatuan yang sah milik seluruh bangsa West Papua bukan milik perorangan dan kelompok tertentu. Hal pertama yang beliau sampaikan, yaitu berkaitan dengan ketepatan waktu.
“Dalam undangan tertulis jam 09:00 baru kegiatan ini dimulai, tapi tadi jam 11: 00 baru kegiatan dimulai. Nah hal-hal seperti ini yang mesti kita rubah kalau mau merdeka. Musuh sudah lebih dulu mencuri waktu untuk merusak kita, membunuh kita beberapa jam sebelum kita mulai bekerja.”Ungkapnya.
Pendeta Yoman yang terkenal cepat dan tanggap pada isu-isu kemanusiaan di West Papua itu juga menyarankan pentingnya menumbuhkan budaya membaca dan menulis di kalangan pejuang Papua Merdeka. Supaya ada amunisi atau peluru di Medan perang dengan musuh kolonial Indonesia yang cerdik pandai.
“Di sini siapa yang biasa membaca buku coba angkat tangan. Siapa yang tidak biasa membaca buku coba angkat tangan lagi. Lalu kamu yang tidak angkat tangan ingin apa? Kalian inilah sudahlah penghambat perjuangan kemerdekaan Papua, kalian bukan pejuang, sekali lagi saya tegaskan kalian sudah penghambat yang bikin lama Papua Merdeka, kalian bukan pejuang. Kalau mau berjuang baca buku yang banyak dan menulis supaya wawasan kita terbuka. Kita tidak cenderung melulu menyalahkan Indonesia, tanpa sedikitpun belajar ide, gagasan, hal-hal baru dan baik darinya.” Tegasnya.
Gambat 4: Pdt. Dr. Sokrates Sofyan Yoman saat menyampaikan sambutan mewakili DPG, Pkl. 11:23 Wp, 05/08/2023. Dokrpi.
Pendeta yang berani menyuarakan jeritan suara umatnya yang tertindas di bumi West Papua ini pun menyampaikan hal ihwal seputar pemimpin yang takut Tuhan sebagai modal dasar pemimpin sejati yang dibutuhkan untuk perjuangan bangsa Papua Merdeka.
“Seorang pemimpin yang mau membebaskan dan memerdekakan bangsanya itu mesti punya relasi yang dekat dengan Tuhan. Namun sebelum itu ia mesti memiliki relasi yang baik dengan sesamanya, keluarga, dan kenalan lainnya. Kalau ia punya hubungan yang baik dengan sesamanya, maka di situlah Tuhan akan hadir bersamanya dalam perjuangan.” Tandasnya.
Hal yang lain yang disampaikan oleh Pdt. Yoman adalah berkaitan dengan pentingnya bagi bangsa Papua yang memproteksi eksistensi ULMWP sebagai rumah bersama bangsa Papua menuju kemerdekaan.
“ULMWP itu wadah persatuan. Di Pantai orang kenal dengan istilah Perahu. ULMWP itu perahu, yang di dalamnya ada kita semua, ia membawa kita ke tujuan kita, kemerdekaan. Di Gunung, ULMWP itu seperti Honai, tempat kita berkumpul dan bersatu. Secara basis, ULMWP itu rumah kita bersama.”
Pendeta yang gemar membaca dan menulis buku yang dikenal memiliki suara kenabian yang tegas dan keras itu menyampaikan bahwa ULMWP itu lahir dari satu proses refleksi yang panjang dari para pendahulu atas perjuangan bangsa West Papua yang panjang ini.
“ULMWP itu bukan kamu-kamu ini yang bangun. Itu hasil kerja keras dari orang-orangtua terdahulu yang memikirkan perlunya ada wadah yang mampu mempersatukan seluruh elemen perjuangan bangsa Papua. Mereka itu seperti Pastor Dr. Neles Tebay dan Pastor Alan Navuki di Vanuatu.”Bebernya.
Nasehat birlian yang digaungkan oleh Pdt. Yoman adalah bahwa sikap Gereja Papua jelas, yaitu mendukung penuh ULMWP masuk sebagai anggota penuh MSG. Gereja tidak mendukung satu dua orang yang ada di dalam ULMWP. Ia juga menambahkan bahwa jika ada oknum yang bersalah jangan pernah bawah-bawah nama organisasi ULMWP, mesti bijak membedakan nama urusan umum dan mana urusan privat.
“Sikap dewan Gereja Papua dari awal itu jelas, kami mendukung ULMWP sebagai wadah pemersatu bangsa West Papua, rumah kita bersama untuk mencapai kemerdekaan. Kami tidak mendukung orang perorangan di dalam forum. Jangan pernah sangkut pautkan masalah pribadi dengan organisasi. Jika ada masalah dengan pribadi-pribadi yang ada dalam ULMWP, cari mereka, komunikasi dengan mereka, jangan pernah bawah-bawah nama ULMWP. Saya adalah orang yang paling tidak suka jika ada orang yang merusak ULMWP, saya orang yang paling tidak suka orang seperti itu. Orang yang suka merusak ULMWP, dia adalah musuh bangsa West Papua.”Tambahnya.
Setelah menyampaikan pertanyaan pers untuk mendukung penuh ULMWP for Full Membership MSG Pdt. Sokrates Sofyan Yoman pun sekaligus meminta izin kepada panitia penyelenggara dan tamu hadirin untuk pergi karena masih ada beberapa pekerjaan penting yang mesti ia kerjakan.
Penyampaian petisi dukungan juga disampaikan oleh Saudara Markus Haluk selaku Direktur Eksekutif ULMWP dalam negeri. Haluk yang baru saja menyelesaikan lima jilid naskah buku tebal dalam Seri Sejarah Politik, HAM dan Demokrasi West Papua itu membuka pernyataan pers dukungannya dengan menjelaskan secara cukup rinci dan ringkas terkait kilas balik perjuangan bangsa Papua pulang ke pangkuan Melanesia sebagai antitesis bangsa Papua bergabung ke dalam pangkuan NKRI.
“Sudah 60-an tahun bangsa West Papua berjuang, hanya ada satu kata KEMBALI KE PANGKUAN MELANESIA. Kata kembali ke Melanesia menjadi refleksi saya atas perjalanan perjuangan bangsa Papua yang panjang”
Haluk juga menambahkan bahwa sejatinya ide tentang Nasionalisme Kemelanesiaan, Demokrasi, Nation, Musik Modern dan lainnya itu pertama kali dipelopori oleh bangsa Papua. Bangsa-bangsa Melanesia lainnya saat itu mulai mengikuti gerakan-gerakan demokratisasi yang dirintis oleh para nasionalis-nasionalis sekaligus patriot-patriot bangunan Papua awal-awal.
Gambar 5: Markus Haluk, Direktur Eksekutif ULMWP Dalam Negeri, Pkl. 01:30 Wp, 05/08/2023. Dokpri.
“Saudara-saudara sekalian sebenarnya bangsa West Papua di tahun-tahun 60-an itu adalah Prototipe atau bangsa yang terdepan mempromosikan ide-ide dasar tentang persatuan di wilayah-wilayah Melanesia. Bangsa Papua adalah pionir kebangkitan semangat emansipasi bangsa Melanesia di wilayah Pasifik. Kita yang lebih dulu berbicara tentang Melanesia, Politik Modren, Nation, Musik Modern dan lainnya ketimbang saudara-saudara kita yang lainnya sejak 1961.”
Haluk sedikit mengajak kahlayak bangsa West Papua yang hadir saat itu untuk sejenak berefleksi ke masa lalu seraya bertanya kira-kira apa gerangan yang membuat bangsa Papua yang tadi terdepan mendorong demokratisasi Modren di wilayah Melanesia itu kini menjadi yang paling terkebelakang, dalam hal merdeka.
“Bapa-ibu, saudara-saudara sekalian kita ini bangsa yang terdepan memperjuangkan kemerdekaan daripada wilayah-wilayah Melanesia yang lainnya, seperti Vanuatu, PNG, Salomon dan lainnya, tapi kenapa sekarang kita menjadi yang terkebelakang dalam hal kemerdekaan? Saya menemukan bahwa ternyata ada maksud Tuhan yang lain atas bangsa ini. Otto dan Geisler tidak sia-sia datang membawa Injil ke atas tanah ini. Jika tidak barangkali kita semua ini sudah menjadi umat muslim, sebab 200 tahun sebelum keduanya tiba di Papua, para pedagang muslim itu sudah mulai menguasai wilayah Kepala Burung Papua, Fakfak dan sekitarnya.”
Mantan Frater Calon Imam Katolik dari Keuskupan Jayapura sekaligus Mantan Ketua Badan Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat-Teologi Fajar Timur Abepura-Papua tahun 2003 ini juga menambahkan beberapa hal terkait masa depan bangsa Papua dalam agenda rancangan Tuhan sesuai subtansi kotbah Pdt. Pinus Wenda dan sambutan Pdt. Yoman.
“Sudah tiga kali kami berjuang untuk menjadi anggota penuh di MSG tapi iblis Indonesia selalu menang. Sekarang sudah saatnya untuk kita membersihkan persoalan jasmani manusia kita, mulai dari diri sendiri, sesama dan lainnya. Mungkin perlu kita lakukan semacam Ret-Ret atau rekonsiliasi untuk menyelesaikan apa yang menjadi tantangan manusiawi kita, supaya pada kesempatan yang ketiga kali ini benar-benar kita percayakan kepada rancangan terbaik Tuhan sepenuhnya sebagai pemimpin tertinggi kita semua.” Tutupnya dengan disambut tepuk tangan yang meriah.
Kesempatan Ketiga diberikan kepada Saudara Buhctar Tabuni. Sang Deklarator ULMWP sekaligus Ketua II Legislatif ULMWP dalam negeri ini menyampaikan hasil refleksi yang mau mencoba menyelaraskan perjuangan dan pergumulan bangsa Papua dengan bangsa Israel dalam kerangka dukungan ULMWP for MSG.
“Saudara-suadara sekalian, saya merefleksikan bahwa perjuangan kita bangsa Papua ini sama juga dengan perjuangan bangsa Israel. Kita mengalami penderitaan mulai dari kita belum ada hingga sampai sekarang ini, bangsa Israel pun sama mereka dijajah sebelum mereka lahir sampai mereka tumbuh dewasa. Namun yang menjadi tanda keselamatan bangsa Israel adalah ketika Tuhan menuntun mereka melalui nabi Musa melewati lautan Merah. Mereka semua berhasil melewati lautan Merah. Di seberang lautan itu pasukan Firaun Mesir tidak bisa menyentuh mereka, di sana tidak ada lagi penderitaan mengerikan seperti sebelumnya. Saya juga melihat bahwa ketika keanggotaan kita sudah penuh di MSG itu penderitaan yang selama ini kita alami akan berkurang. MSG itu seperti daerah di seberang lautan Merah. Di sana Indonesia tidak bisa bertingkah semenah-menah dengan kita, karena posisi kita (ULMWP) dan Indonesia sama-sama sejajar. Harkat dan martabat kita akan dihargai tidak seperti yang selama ini dilecehkan.”
Saudara Buchtar Tabuni juga menyampaikan isi hatinya bahwa dirinya dan para pemimpin bangsa Papua yang lainnya itu juga manusia biasa, pasti mereka juga memiliki kelebihan, tapi juga kelemahan-kelemahan lainnya. Sehingga mereka memohon pengertian dari seluruh rakyat bangsa West Papua bila apa yang sudah mereka lakukan atau kerjakan selama ini jauh dari ekspektasi rakyat bangsa West Papua.
Gambar 6: Bucthar Tabuni, Deklarator ULMWP sekaligus Ketua II Legislatif ULMWP saat menyampaikan sambutannya, Pkl. 01:53 Wp, 05/08/2023. Dokpri.
“Saya juga ingin menyampaikan isi hati saya karena saya rasa ini momen yang tepat untuk menyampaikan kepada bapa ibu semua. Perlu diketahui bahwa saya dan para pemimpin bangsa Papua yang lainnya setiap hari memikirkan Papua Merdeka. Kami juga sedang berjuang dengan cara dan gaya kami masing-masing untuk memperjuangkan nasib bangsa Papua. Untuk saya sangat mohon pengertian dari kita semua bahwa kami ini bukan manusia super yang bisa melakukan segala sesuatunya dengan baik. Kami sadar bahwa kami juga manusia lemah yang serba kekurangan. Untuk kami mohon juga mohon dukungan dari beberapa teman yang suka saling menjatuhkan antara sesama pejuang anak bangsa untuk kita saling menopang dan mendukung. Kita sudah sedikit. Kita yang sedikit ini sudah yang dipercayakan oleh bangsa yang besar dan luas untuk memperjuangkan nasibnya. Saya juga mau menyampaikan bahwa rakyat juga jangan hanya mau mengharapkan dari apa yang kami lakukan. Selagi masih bisa membuat segala sesuatu yang baik untuk nasib bangsa dan tanah ini lakukan dengan sepenuh hati dan tanggung. Kita lakukan apa yang bisa kita lakukan sesuai porsi talenta kita masing-masing demi mewujudkan kemerdekaan Papua.”
Gambar 8: Pembacaan Pers Rilis oleh Tim Penyelenggara, Pkl. 02:45 Wp, 05/08/2023. Dokpri.
Setelah beberapa pihak di atas ini menyampaikan pernyataan dukungannya untuk ULMWP agar segera diterima sebagai anggota penuh di forum MSG. Acara berlangsung dengan pembacaan rilis pers dari panitia penyelenggara Kunume Numbay yang nantinya akan diserahkan kepada para pemimpin ditindaklanjuti ke forum lobi politik di MSG. Masing-masing perwakilan dari Adat, Mahasiswa, dan organ-organ pergerakan maju satu persatu guna memberikan dukungankannya dengan menandatangani naskah pers rilis dari panitia Ibadah Dukungan ULMWP For Full Membership MSG. Berikut hendak dilampirkan isi pers rilis yang disampaikan oleh seluruh eleman bangsa Papua yang hadir:
Pernyataan Bersama
Kami Rakyat Bangsa Papua, pada moment Ibadah hari ini, Sabtu, tanggal 05 Agustus 2023, dengan tegas menyatakan:
Mendukung Keanggotaan Penuh ULMWP di forum Subregional Melanesian Spreadhead Group (MSG).
Mendesak Pimpinan MSG untuk segera mengumumkan Status Keanggotaan Penuh ULMWP.
Menyerukan kepada seluruh rakyat bangsa Papua dari berbagai latarbelakang suku, agama, status sosia dan profesi untuk mendukung Keanggotaan Penuh ULMWP di MSG.
Mendesak ULMWP untuk Segera Mengkonsolidasikan Seluruh Komponen dan Organisasi Perjuangan rakyat bangsa Papua di dalam negeri dan di luar negeri.
Gambar 9: Salinan naskah asli pers rilis dukungan Rakyat Bangsa Papua ULMWP for Full Membership MSG. Dokpri.
Setalah membacakan pers rilisnya acara dilanjutkan dengan foto bersama, kemudian ditutup dengan acara makan bersama. Di sela-sela penutup acara saudara Markus Haluk mempersembahkan buah karya intelektualnya dalam bentuk Lima Jilid Buku Seri Sejarah Politik, HAM dan Demokrasi West Papua (1. West Papua Kembali Ke Pangkuan Melaneis: Sejarah Politik Papua, Konsesus Persatuan, ULMWP, dan Perjuangan Hak Penentuan Nasib Sendiri; 2. Fakta Pelanggaran HAM di West Papua: Kronik Kegagalan Pelaksanaan Otonomi Khusus Papua; 3. Bersama Tuhan Pasti Kita Menang: Melawan Politik Rasisme, Terorisasi Pemerintah Indonesia Pada Bangsa Papua; 4. Mewujudkan Visi Satu Tungku Dalam Satu Honai: Gagasan, Revolusi Honai, Dinamika Hidup Umat Manusia; 5. Kejahatan Kemanusiaan, Kehancuran Ekologi Freeport dan Pelanggaran HAM di Degeuwo Paniai.) kepada tim penyelengara, teman-teman dari Kunume Numbay, Tuan Rumah Asrama Expo, dan Komite Aksi.
Gambar 10: Markus Haluk saat memberikan lima jilid bukunya kepada delegasi dari Kunume Numbay, Pengurus Asrama Expo dan Komite Aksi, 03:03 Wp, 05/08/2023. Dokpri.
Pelapor: Henok Wenda dan Calvin Wenda.Tim Penyelenggara.