Riwayat Abraham Itlay Dan teman -temanya.
Abraham Itlai lahir di kama (wamena) tetapi tangal, bulan dan tahun kelahirannya belum diketahui.Namun menurut versi S.Kossai dan ibu matuan menjelaskan dia mulai Mengikuti pendidikan bersama-sama dengan teman-temannya,sejumlah sekitar 30 orang siswa. antara lain David Joko Hubi Kes Lagoan Marsel Matuan,Jakobus Lagowan, Pilipus Elopere dan lain-lain di Wesaima. Pada awal November tahun 1959 di bawah asuhnya dua orang guru:
Pertama orang Belanda yang bernama: Mancer Frans Stopel. dan Franse stopel setelah tamat SD Abraham Itlay dengan beberapa teman-teman lainya Mengikuti pendidikan katekis (Penginjilan) sebagai kader Pewarta Injil di Wasaima selama pendidikan mereka juga belajar Sejarah tentang Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Papua pada tanggal 1 Desember 1961 pemerintahan UNTEA penyerahan orang Papua ke pangkuan Ibu Pertiwi tanggal 3 Mei 1963, persiapan referendum atau Pepera tahun 1969 dan sebagainya.Sedangkan SD Mayor 6 tahun tamat sekitar tahun 1965, David Yoko Hubi dikirim ke SMP Santa Paulus abepura Kes Lagowan Yakobus lagowan Marsel matuan Philipus Elopere kirim ke SGB [sekolah guru bawa di Biak]. Abraham Itlay setelah Tamat Sekolah Pewarta Injil [Katekis/guru agama] di wesaima ditempatkan di Wamena.
Memihak Umat Yang Tertindas.
Abraham Itlay menjalankan Pewarta Injil melalui ibadah hari Minggu mengajar sebagai guru agama di sekolah dan pertemuan hari-hari besar Gerejani. Ibadah keluarga dan Selain itu dia juga Mulai sosialisasi di kalangan orang dewasa tentang Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 1 Desember 1961 emerintahan UNTEA, penyerahan orang Papua ke pangkuan Ibu Pertiwi. Dan dia juga menjelaskan gambaran Referendum menjadi jembatan emas bagi Nasib orang Papua kedepan.
Selain itu mengerakan masyarakat untuk membuat jalan raya, pembersihan Kampung membuat,pertanian dan lain sebagainya.
Selanjutnya sekitar tahun 1968 teman-temannya ke SGB biak setelah tamat kembali ke Wamena dan ditempatkan SD Katolik di lembah Agung Wamena.
Sekitar tahun 1968 membentuk Forum Peduli PEPERA (FPP) dan Abraham Itlay ditunjuk sebagai ketua. Untuk mengkoordinir kegiatan sosialisasi hubungan dengan pelaksanaan PEPERA pada tahun 1969 dan juga tukar pikiran tentang Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Papua Barat pada tanggal 1 Juni 1965 di bawah pimpinan Sersan Permenas Awom di Manokwari dan akhirnya timbul perang antara militer Indonesia dengan orang asli Papua dan banyak orang Papua korban dalam peristiwa itu,dan dalam lembaran sejarah perjuangan Papua peristiwa itu sering disebut "peristiwa Manokwari berdarah".
Marsel Matuan Cs selama SGB biak mengadakan jaringan dengan teman-teman sekolah dari Biak, Serui,Merauke,Sorong Jayapura hubungannya dengan perjuangan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang diproklamasikan oleh Sersan Permenas Awom pada tanggal 1 Juni 1965 di Manokwari.
Dalam forum peduli PEPERA ( FPP) itu juga mendiskusikan tentang, Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Papua Tanggal 1 Desember 1961, pemerintahan UNTEA, Penyerahkan orang Papua oleh Belanda ke pangkuan Ibu Pertiwi, gerakan Sersan Permenas awom di Manokwari, dan Pepera tahun 1969, hasil diskusi itu sosialisasikan kepada orang-orang tua, kaum muda, kaum perempuan, tokoh Gereja, lembaga adat, orang-orang balim supaya PEPERA tahun 1969 itu masyarakat memilih untuk Merdeka. namun sejarah mencatat bahwa militer Indonesia mengetahui gerakan Abraham Itlay Cs dan menjelang PEPERA Abraham Itlay ditangkap dan dimasukkan di karangtina sehingga hilangkan hak memilih dengan rakyar balim.Militer Indonesia Menjalankan gerakan untuk menjatukan Psikologis seperti tekanan tekanan, menakut-nakuti,mebghasut,menodong dengan senjata, janji-janji palsu, kepada masyarakat supaya memilih Pepera memenangkan bagi bangsa Indonesia.
Menjelang Pepera masyarakat yang vokal Seperti kepala suku Ukumhearik Asso, Abraham Itkay dan lain-lain dikarantinakan dan tanggal 16 Juli 1969 PEPERA dimenangkan Oleh bangsa Indonesia dan akhirnya Indonesia masuk dalam pelanggaran HAM dan masuk dalam kotak cacat hukum oleh masyarakat internasional.
Setelah Selesay Pepera 1969 DI Balim.
Pelaksanaan Pepera sudah selesai dan bangsa Indonesia menang.Dalam pengaturan politik dan pada tahun 1971 menjalankan pemilihan umum dan Bupati Jayawijaya menyusun kabinet pemerintahan Kabupaten Jayawijaya dan orang Balim tidak mendapat posisi dalam pemerintahan kecuali Bidang keamanan, diambil orang Balim yang bisa berbahasa Indonesia untuk menjadi membantu polisi antara lain: adalah, Telusak mulaik,Anikelek kosai,Ikama wetipo,Haletaga Asso,Sagesalok jelipele,Munage Heselo,Salmon yelemaken.
Tenaga Kependidikan orang Balim yang pertama: Marcel Matuan Kees Lagoan dan Yakobus Lagoan sedangkan di bidang lain orang Balim menjadi minoritas, karena dianggap tidak mampu, dan bodoh.
Jabatan DPR Pertama Orang Balim.
Abraham Itlay dipilih menjadi anggota DPR orang Balim pertama dalam pemilu 1971 di kabupaten jayawijaya. orang balim, diejek dan diolok oleh orang Indonesia dengan kata-kata telanjang,pengotor, hidung berlubang, telinga berlubang, potong jari, hitam badaki, badan berbau dan lain-lain.
Alat Kerja.
Apabila orang Balim suruh kerja oleh orang Indonesia bayar dengan garam, pisau, Parang, sekop,kapak, karena dianggap bodoh dan suruh kerja dikasih makan di lantai dan orang Indonesia makan di meja.
Pasar.
Hal yang lain masyarakat menjual barang-barangnya dibeli dengan uang merah seratus rupiah dengan barang dalam jumlah yang banyak. sedangkan orang Indonesia menjual dengan barang-barangnya dengan harga yang mahal, orang Indonesia menjual barang-barangnya di atas meja dan dalam ruko/ Rumah, sedangkan orang Balim menjual di atas tanah dan lumpur beralaskan rumput dan karung busuk, pertemu orang dari kampung orabg indonesia tutup hidung karena dianggap badan berbau.
Pendidikan.
Pendidikan di sekolah orang Indonesia sekolah beralas kaki dengan sepatu,sedangkan orang balim sekolah dengan pakai koteka dan kaki telanjang, orang Indonesia tinggal Perumahan permanen dan belajar pakai lampu dan orang Balin tinggal di kubu-kubuk atau (honai) dan belajar dengan Nyalakan Api,orang Indonesia mandi dengan sabun mandi ,dan pakai handuk, sedangkan orang Balim mandi tidak pakai sabun dan lap badan dengan rumput yang basah.
Tertindas Dan Merampas.
Apabila ada masalah pihak keamanan, operasi di kampung-kampung dan masyarakat sebagai pelaku dipukul babak belur, babi-babi mereka di tembak mati.
Kaum perempuan (ibu-ibu- gadis-gadis)diperkosa, dan mengambil babi merampas kekayaan lainya tanpa bayar dan masyarakat diikat dan bawa datang ke pos militer dan dipukul hancur hancuran.
Menangkap masyarakat dalam jumlah besar dan suru buat Jalan Raya tanpa bayar, masyarakat termasuk pimpinan Gereja berjalan di depan pos memberi hormat tunduk kepala kepada militer Indonesia. Kalau tidak masyarakat rendam di air termasuk pimpinan gereja. contoh: Pdt Pendeta Benny kascesky missi C&MA Warga Negara Amerika pernah direndam di kolam pos militer di megapura (hitigima/Wamena).
Semua cerita di atas merupakan gambaran praktik diskriminasi pada awal pemerintahan Indonesia tahun 1970-an,di Balim.
Praktek diskriminasi yang dilakukan oleh orang Indonesia terhadap orang balim menjadi fokus diskusi bagi Abraham itlay Cs, dan hasil diskusi Nasib orang Balim Abraham itlay sering sampaikan dalam forum DPR kabupaten Jayawijaya. Namun tidak menanggapi secara serius dan kondisi masyarakat semakin buruk, sehingga menjadi kekecewaan bagi Abraham Itlay Cs, pimpinan Gereja-Gereja, Aktivis dan Masyarakat Pro Kemerdekaan Papua Barat, karena Indonesia memenangkan PEPERA dengan rekayasa lalu perlakuan melakukan terhadap masyarakat tidak manusiawi,sehingga Abraham itlay menjalankan gerakan di bawah tanah dan pimpinan orang lembah Balim dan bagian barat di pimpin oleh Mathias wenda.
Mulai mengadakan pertemuan-pertemuan untuk menyusun kekuatan perlawanan polisi militer Indonesia dan pemerintah daerah yang bertugas di Jayawijaya (Wamena) waktu itu.
Pada tanggal 1 Juli 1971 di markas Victoria Kabupaten Jayapura dipimpin oleh Zeth Rum Korem Cs mengumumkan proklamasi kemerdekaan bangsa Papua Barat kepada bangsa-bangsa di dunia.
dan berita itu disebarluaskan di seluruh di tanah Papua dan diketahui oleh Abraham Itlay Cs,dan menambah semangat dalam perjuangan mereka saat itu.
Abraham itlay selain bekerja di DPRD Jayawijaya dia tetap menjadi guru agama di sekolah dasar SD honelama dan Juga dipimpin masyarakat membangun kampung dengan berbagai kegiatan antara lain membuat jalan, mengatur Perumahan masyarakat,Melati masyarakat baris-berbaris dalam bahasa daerah hubula dan sering mengadakan pertemuan untuk menanamkan ideologi kemerdekaan bangsa Papua Barat kepada masyarakat saat mereka melakukan pekerjaan tersebut.
Masuk Perangkat Harimau TNI.
Pada suatu hari diadakan pertemuan di Honelama (nama kampung dalam kota Wamena) mengatur strategi untuk diadakan penyerangan Kodim Wamena dengan kekuatan seadanya dan pada saat yang sama masyarakat Pro mendukung Indonesia melaporkan kegiatan tersebut kepada militer Indonesia dan militer datang operasi Kampung Honelama lalu menangkap Abraham Itly,Marsel Matuan,Yohanes Itlay dan masyarakat yang terlibat dalam pertemuan, diikat kaki-kaki mereka di sambung dengan mobil truk lalu tarik mereka dengan mobil sampai di Kodim Wamena. Lalu disiksa, di strom, kulit mereka diiris dengan pisau, silet.
Kemudian besok harinya menangkap istri-istri mereka termasuk istri Abraham itlay itu bernama: Hesiakla Matuan diperkosa oleh militer Indonesia secara pergantian [antrian] selama mereka di sel Kodim Wamena.
Pada tahun 1972 mereka yang lain dibebaskan dari Wamena termasuk Ibu Hesiaklah Matuan, tetapi Abraham Itlay suaminya yang dia dicintai, Marsel Matuan dan Yohanes Itlay dikirim ke Aryoko Jayapura untuk menjalani hukuman di Jayapura.
Perpisahan itu merupakan terakhir kalinya bagi Abraham Itlay dengan istrinya yang dia cintai Hesiakla Matuan.Menurut Marsel Matuan :
sebelum mereka dikirim ke Jayapura keluarga mereka dipanggil oleh militer Indonesia pertemuan dalam sel di Kodim dan dalam pertemuan itu Abraham Itlay berkata:
" Kami akan dikirim ke jayapura tetapi kalua Kembali kita akan ketemu tetapi kalua tidak, demi perjuangan kita akan berpisah,untuk selamanya. Perpisahan itu diakhiri dengan cucuran air mata dan kami semua dalam ke sedihan yang sangat mendalam".
Selama Di Dalam Tahanan Jayapura.
Selama di sel aryoko Jayapura mereka diinterogasi,disiksa,disetrum,dan dikasih hancur botol digiling secara halus,campur dengan makanan lalu kasih makan mereka selama beberapa bulan.
Menurut Marsel matuan:
“Kami sendi-sendiri di panggil ke kantor dalam suatu ruangan khusus lalu di tanya Degnan berbagai cara pertanyaan,khususnya dengan perjuangan Organisasi Papua Merdeka [Opm].jaringan luar negeri,PNG,jaringan di belandadengan OPM,jaringan di hutan dengan teman-teman di dalam dan lain sebagainya.dan kami tidak mengaku akhirnya kami di siksa,di strom,kasi giling botol sampai halus campur dengan makanan lalu di kasi makan”.
Pada suatu hari malam giliran bagi Abraham Itlay dijemput oleh militer Indonesia kami curiga karena Abraham Itlay dijemput pada malam hari lalu,
Abraham Itlai berkata kepada petugas itu bahwa :
kenapa saya dijemput malam hari? besok pagi aja, tetapi satu orang militer berkata, kelihatan orang Maluku: Kami ini laksanakan perintah kalau Ale takut kalian berdoa dulu kami diberi kesempatan maka berdoa Abraham Itlay Pimpin doa.
" Ya tuhan yang maha baik ,demi perjuangan massa depan nasip rakyat papua kemungkinan hidup kamin di telan massa satu demi satunamun begitu harapan kami, generasi mudah /Rakyat papua sekarang meneruskannya mencucurkan darah dan air matas sampai papua barat pasti merdeka,untuk itu memberkati perjuangan OPM,bangsa papua tetapi juga keluarga kami yang kami tinggalkan, memberikan ketabahan untuk menjalani hidup ini demi jesus kami berdoa Atas nama bapak, Anak dan ruhudus,Amin.Malam itu Abraham di bawa keluar kami tunggu pagi tidak antar, pulang,dia tidak kembalidia pulang kerumah bapak di surga untuk selamany."[Info marsel matuan H matuan 14 juni 2007wamena].
Dia dimintai keterangan tentang Visi misi strategi ancaman peluang tentang perjuangan kemerdekaan bangsa Papua Barat Tetapi dia tidak mau memberikan informasi maka Abraham Itlay disiksa disetrom Tetapi dia tetap pada pendiriannya bertahan akhirnya malam itu juga dibawa keluar dari ruangan introgasi menuju ke abepura tepatnya Abe gunung di belakang perkampungan orang waris lalu dimasukkan kubur yang telah disiapkan sebelumnya kemudian ditancapkan besi tajam yang sebelumnya sudah disiapkan dicelah tulang belikat pendekatan dengan leher sebelah- menyebelah Tembus di dubur pantat supaya tidak berteriak dan dia dikuburkan dalam keadaan yang masih hidup.
" Besok harinya angkota orang papua sampaikan informasi kepada Marsel Matuan dan Yohanis Itlai,di tahanan bahwa, abraham Itlay di buang di belakan perkampungan orang waris abe gunung dia meninggal dalam keadaan masi hidup kata polisi. Polisi itu juga mengatakan pagi hari kami masi cek, jari telunjuk keluarkan dari dalam tanah,kami bakar roko h dan satu jari itu masih bergerak,” [info H. Matuan 14 juli 2007].
Kelihatannya Anggota militer orang Papua itu ikut membunuh Abraham dan dari percakapan di atas dapat analisa bahwa Sejak pagi itu sampai siang Abraham masih hidup berarti dia menderita sepanjang hari itu sampai titik darah penghabisan atau menembuskan Nafas Terakhir dia m eninggal dengan cara tidak manusiawi.
Goresan pengalaman penderitaan Abraham Itlay di atas mewakili gambaran penindasan dan pembunuhan orang-orang Papua yang dicurigai sebagai anggota OPM oleh militer Indonesia pada tahun 1963 sampai tahun 1970-an.
Yohanis Itlay Dan Marsel Matuan.
Beberapa bulan kemudian Yohanes Itlay dan Marsel Matuan dibebaskan dan dipulangkan di Wamena. Namun tidak lama kemudian Yohanes Itlai meninggal di Wamena akibat perut bengkak lantaran pecahan botol kikis usus kecil sedangkan Marsel Matuan juga meninggal tahun 1990 an dengan kesakitan yang sama seperti Yohanis Itlay.
Memilih Jalan Salib.
Tokoh agama kelahiran Kama ini peduli dengan rakyat kecil karena memahami tindakan diskriminasi Indonesia terhadap orang Balim dan berusaha untuk membawa rakyat dari hidup kesederhanaan kesetaraan dengan orang Indonesia.
Dia tinggalkan anggota DPR atau hidup kemewahan dan memilih hidup Jalan Salib untuk menderita bersama rakyat memperjuangkan nasib bangsanya membawa keluar dari Mesir Indonesia ke Kanaan Papua tanah damai,akhirnya dia gugur di tangan Firaun Indonesia sebagai Bunga Bangsa.
Dia yakin tongkat yang diberikan oleh Allah kepadanya yaitu kemampuan, komitmen,kerja keras,sabar,dalam penderitaan untuk mewujudkan perjuangannya demi Papua tanah damai.
Abraham Itly memiliki sifat rela berkorban, karena tinggalkan anggota DPR dan terjun dunia politik praktis untuk mengatur, mendorong, mengajak, masyarakat untuk menyusun kekuatan supaya PEPERA memenangkan Untuk Kemerdekaan Bangsa Papua Barat.
Namun skenario yang dia susun tercium oleh Indonesia akhirnya dia ditangkap dan masukkan dalam sel,disiksa, disetrum, bahkan dibunuh dengan cara tidak manusiawi.
Selain melaksanakan tugas sebagai anggota DPR dia juga Pimpin masyarakat mengatur perkampungan membuat jalan Raya Tanpa anggaran dari pemerintahan gerakan masyarakat untuk membuat pembersihan Kampung tanggal 17 Agustus setiap tahun menjadi komandan barisan bagi masyarakat umum dan diberikan aba-aba dalam bahasa hubula, Pimpin masyarakat masuk dalam barisan upacara.
Dia tidak malu tunjukkan kepada pemerintah Indonesia bahwa dia bisa mengatur masyarakatnya tanpa kekerasan dan rakyat dengar dia Abraham datang sendiri untuk ikut upacara tanpa paksaan oleh militer dan polisi Indonesia.
Hal ini dia mau menunjukkan orang Indonesia bahwa orang Balim tidak bodoh seperti apa yang Indonesia pikir orang Balim menghormati kemerdekaan bangsa lain sehingga ikut terlibat dalam upacara dan ikut beramaikan kegiatan tanggal 17 Agustus setiap tahun Hal ini dapat terlihat bahwa Abraham memiliki Karisma kepemimpinan karena masyarakat senang memihak kepadanya dari pada polisi atau militer Indonesia.
Abraham itlay, Marsel Matuan, Yohanes Itlay dan Stefanus Mulinay Himan dengan para pejuang lainnya telah ditelan oleh militer Indonesia dengan cara tidak manusiawi mereka telah gugur sebagai pahlawan supaya dikenang oleh generasi muda Papua.
Tugas mereka telah selesai namun perjuangan belum juga usai karena itu Anda terpanggil untuk melanjutkan mereka tidak sekolah tinggi seperti Anda sehingga tidak ada catatan yang ditinggalkan sebagai bukti sejarah bahwa mereka adalah pejuang yang pemberani dan rela berkorban sehingga tidak mudah Terlupakan perjuangan mereka atau mereka tidak dilupakan dalam lembaran sejarah perjuangan bangsa Papua Barat.
Kemungkinan juga mereka yang telah gugur sebagai pahlawan yang busuk di hutan-hutan, di aliran sungai, di kaki gunung, di gua-gua, di dalam air, dalam penjara bahkan dibakar secara massal sebelum didokumentasikan sejarah perjuangan mereka sedang terkubur dan lenyap tampak bekas sehingga para generasi muda tidak menghargai perjuangan dan pengorbanan para generasi tua dan gampang sekali dibujuk menjadi Judas iskariot oleh karena kepentingan sesaat, mengorban karyanya perjuangan generasi terdahulu lantaran kepentingan perut dan jabatan.
Menurut Eduard W.Said:
"Dosa yang paling besar kaum intelektual adalah apabila ia tahu apa yang seharusnya dikatakan tetapi ia menghindar ( Membisu)"
Goresan Doktor lulusan Hervar, ini mendorong penulis mencoba menulis kisah hidup dan karyanya beberapa tokoh pejuang orang Balim mungkin banyak hal yang mereka kerjakan dalam perjuangannya namun belum terungkap dalam tulisan ini, Namun apa yang digoreskan ini merupakan penghargaan dari penulis bagi mereka yang sudah ditelan oleh militer Indonesia, atau Terlupakan dalam lembaran sejarah perjuangan bangsa Papua Bar
Stefanus Mulinai Himan.
Lahir di kam pung Pupukowa tanggal bulan dan tahun kelahiran belum diketahui dan saudara-saudaranya antara lain adalah:
Apeak wamu,Agoraklek himan,Tulem himan dan imanuel himan.
Dia di sekolahkan oleh Gereja Katolik dan sesudah tamat dari SGB Biak, dia dia menjadi guru SD jppk hepubsh distrik Wamena kota dan setelah pemekaran menjadi distrik asolokobal.
Dia menikah dua perempuan masing-masing satunem wanu dan wupikage wamu.
Setelah Stefanus M. Himan ditangkap dan ditahan oleh militer Indonesia diperkosa oleh sebek Aso walaupun sama-sama Wita atau satu garis keturunan Wita, kemudian perempuan ini menikah dengan artilam Waoiwak (almarhim) ), menikah lagi Legeikenem Wetapo dan masih hidup.
Yupikakek wamu bawa lari oleh waqoware hisage orang pugima.
Demi perjuangan istri-istri di bawah lari oleh orang lain, atas dorongan saudara-saudaranya walaupun mereka masih mencintai suaminya sebagai orang balim menjatuhkan martabatnya demi perjuangan.
menurut Bapak Stefanus himan pernah berkata:
" Apabila suatu waktu saya ditangkap dan dibunuh ya Saya mencintai kalian tetapi demi perjuangan untuk kemerdekaan bangsa Papua Barat saya pergi mengendali kalian dan pasti Tuhan akan memelihara kalian dan kita akan jumpa di surga, tidak begitu lama dia Pergi ke walesi tujuan mendoakan orang sakit Dia ditangkap oleh Isnawan wuka dan satu orang anggota. Kami baru menikah belum punya anak dia ditangkap dan ditinggalkan kami untuk selamanya".
Ketiga wawancara,Ibu ini sejenak menundukkan diri dan menjujurkan air matanya mengenang masa-masa indah bersama suami yang dicintainya. (Satunem wamu 29-10- 2007).
Goresan di atas merupakan Pesan Terakhir dari Stefanus Mulinai Himan untuk kedua istrinya sebelum ditangkap oleh anggota militer orang balim isnawan Buka Cs atas perintah Albert Dien komandan Kodim Wamena pada tahun 1977.
Gerakan Misianis.
Dasar pergerakan Stefanus M himan adalah kemenangan Pepera di Wamena bukan hati nurani rakyat tetapi dipaksa rakyat dengan kekuatan senjata oleh militer Indonesia selain itu setelah Pemilihan Umum tahun 1971 awal penyusunan kabinet pemerintahan Kabupaten Jayawijaya Tidak melibatkan orang asli Balim karena dianggap bodoh, primitif, tidak berpendidikan, Walaupun waktu itu orang Balim ada yang sudah menjadi guru,perawat, polisi,bekas Belanda dan lain sebagainya.
Orang Indonesia membangun dasar kerangka yang salah,sehingga kelemahan itu menjadi alasan orang Balim yang sudah ber pendidikan membangun kesadaran dan menyusun kekuatan perlawanan pemerintahan Indonesia sejak tahun 1970-an sampai sekarang.
gerakan Stefanus m himan didukung oleh ribuan masa lembah balim atau Suku bula dan juga suku Lani bagian barat. Mengapa? karena dia Pimpin masa dengan gerakan misianis, atau gerakan keagamaan, karena dia sadar bahwa gerakan kekerasan pihak militer muda tercium dia bisa ditangkap seperti teman-teman Abraham itlai, Matia wamu dan lain-lainnya.
pertemuan umum dia membacakan teks alkiitab suci Alkitab Kelurahan 3,4 tentang Musa Pimpin bangsa Israel keluar dari dapur kesengsaraan Firaun lalu mulai menakinkan masa bahwa Tuhan tidak akan membiarkan umatnya orang Balim hidup miskin dan terlantar namun Tuhan memperhatikan kesengsaraan orang balim dan dia sendiri turun dan mengutus saudara dan saya membawa umatnya keluar dari konflik kekerasan ketidakadilan diskriminasi dan kesengsaraan menuju tanah perjanjian Papua baru.
Dalam pertemuan khusus dihadiri pengikut-pengikutnya dia menanamkan ideologi kemerdekaan bangsa Papua Barat seperti Proklamasi Kemerdekaan Tanggal 1 Desember 1961 Proklamasi Kemerdekaan tanggal 1 Juli 1965 di Manokwari dipimpin oleh Sersan permenas awom Proklamasi Kemerdekaan tanggal 1 Juli 1971 dipimpin oleh zst Rom Korem di markas Victoria Kabupaten Jayapura dan strategi perjuangan kemerdekaan Papua Barat ke depan dalam rangka menentukan nasib sendiri. (J.Asso,J.hisage,S.Kosay ,28-10-2006).
Menurut bekas muridnya Refael A.
" Dia juga Mulai mengajarkan sejarah perjuangan Papua kepada siswa SD yppk hepuba bahwa nasib suatu bangsa tidak bisa berubah oleh bangsa-bangsa lain karena bangsa lain, datang hanya perampok,mencuri kekayaan di Tanah ini, pemerkosaan hak orang lain, menindas mereka yang lemah dan membunuh mereka yang tak berdaya untuk itu kalian belajar baik-baik supaya menjadi orang besar dan mengurus tanah warisan leluhurmu dan mengusir orang-orang jahat yang menganggap dirinya lebih pintar lebih merambat menganggap dirinya kasta yang lebih tinggi dari pada bangsamu yaitu bangsa Papua Barat".(28-10-2006).
Walaupun Stefanus himan sudah tiada tetapi kata-katanya masih dikenang mantan murid-muridnya.
pada tahun 1999-2000 Mantang muridnya sebagian besar menjadi anggota Satgas Papua dan peristiwa Wamena berdarah tanggal 6 Oktober 2000 ikut menyerang kota Wamena mengadakan perlawanan dengan anggota polisi dengan senjata Jubi anak panah, tombak, Parang, Sabit, kapak, kayu,batu.
Sedangkan polisi menggunakan senjata modern.
Menurut Jefri hisage Stefanus sebelum melakukan kegiatan diadakan doa dan puasa di gunung "Esierek".menurut mitos gunung itu adalah tempat persinggahan Pam himan waktu penyebaran nenek moyang mereka orang pertama dan saat dia puasa dan doa mendapat penglihatan dan menerima kuasa, kemudian dia mengadakan mukjizat seperti : orang Sakit disembuhkan orang mati dibangkitkan (Naime Hisage), dan lain-lain.
Melalui kuasa yang dia terima mulai memperjuangkan kemerdekaan dengan pendekatan mesianis atau gerakan keagamaan atau gerakan tanpa kekerasan.
Pada tahun 1975 Stefanus himan mengumumkan bahwa dia akan berjalan di atas air dan para pengikutnya akan bermain sepak bola di atas permukaan sungai Balim. Isu itu tersebar di seluruh Lembah Baliem. Masa dariku Rima sampai Tiong berkumpul di hebuba pusat kegiatan dimaksud dan mengadakan etai mengadakan (tarian adat) besar-besaran. Polisi militer dan pemerintah daerah Jayawijaya Banyak yang hadir untuk menyaksikan kegiatan itu. Stefanus Himam tidak mengadakan mukjizat karena motivasi polisi dan militer hadir di situ untuk menangkap dia.
Untuk itu dia berdiri di tengah masa dan berkata orang Balim tidak mau terjadi kekerasan penyiksaan,pemerkosaan perampasan, penangkapan sewenang-wenang penindasan, dan pembunuhan terhadap rakyat lemah kaum perempuan dan kaum intelektual yang sedang memperjuangkan hak-hak Dasar orang kecil dengan kekuasaan senjata modern di Bumi Cendrawasih secara khusus di lembah Agung ini karena suatu negara dengan kekuatan senjata modern lawan dengan masyarakat yang menggunakan senjata tradisional adalah tindakan yang tidak terpuji dan malu terhadap masyarakat dunia internasional.
Perjuangan kita adalah perjuangan Damai atau Perjuangan tanpa kekerasan kemudian dia patahkan dua anak panah di depan militer dan polisi Indonesia dan di depan masa sebagai tanda perjuangan damai.
Mulai saat itu pihak penguasa memahami bahwa perjuangan Stefanus Mulinai himan adalah pendekatan keagamaan yaitu memberikan pembinaan agama kepada masyarakat,supaya masyarakat hidup dalam cinta kasih namun mereka curigai karena dalam pertemuan itu memberikan ceramah tentang persatuan, kebersamaan kerja keras, disiplin, keberanian, hidup di alam kemerdekaan,tentang bidang agama, pendidikan, kesehatan,ekonomi, politik dan sosial budaya.
Pihak penguasa bertanya dalam hatinya Apakah gerakan ini merupakan perjuangan kemerdekaan Papua Barat dibungkus dengan gerakan misionis atau perjuangan damai dan di dalamnya menyusun kekuatan rakyat untuk mengadakan penyerangan besar-besaran di kota Wamena? " kemudian pihak militer mulai menempatkan Intel untuk mengikuti gerakan Stefanus mulinai himan (J.Asso 30-10-2006).
Pada tahun 1976 Lembah Baliem bagian barat : piramid tagime Bokondinni,kelila,tiom,magi,dan sekitatnya utusan OPM, Degey,dkk sudah masuk di lembah balim dan mulai sosialisasi proklamasi kemerdekaan papua barat tanggal 1 desember 1961, proklamasi kemerdekaan di bawah pimpinan Sersan Pernenas Awom tanggal 1 Juni 1965, Proklamasi Kemerdekaan tanggal 1 Juli 1971 markas markas Victoria perbatasan Jayapura.
dalam kegiatan sosialisasi itu masyarakat bakar batu untuk diberi makan kepada ribuan masa dan dalam acara sosialisasi itu membakar semangat masyarakat untuk mengusir orang Indonesia dari Lembah Agung Wamena walaupun itu bendera bintang kejora tidak ada jadi kasih naik bendera merah putih terbalik yaitu putih di atas dan merah di bawah sejak itu membuka pendaftaran bagi pemuda yang kuat di seluruh Lembah Balim untuk mengadakan pelatihan pemuda dari Lembah pergi mengikuti pelatihan, di piramid lalu dikembalikan ke daerah masing-masing supaya mereka menjadi instruktur/guru/pelatih bagi pemuda lain di kampung kemudian mulai diadakan aksi penyerangan pos-pos militer.
sedangkan tahun 1975 Stefanus mulai mengadakan gerakan misianis atau gerakan keagamaan.
Menghimpun masa dan mulai sosialisasi tentang hidup bersih, membangun Kampung,membuka Kebun besar-besaran,Dalam rangka persediaan makanan untuk waktu kesusahan hidup dalam cinta kasih kebersamaan jujur, adil,etos kerja dan lain sebagainya.
Militer Indonesia mulai hubungkan kegiatan Stefanus himan tahun 1975 dengan kegiatan penyerangan orang Balim bagian barat lalu mendapatkan kesimpulan bahwa dua gerakan ini bekerja sama untuk melawan militer dan polisi Indonesia. dan Intel mencari kesempatan untuk menangkap Stefanus ini dengan pengikut-pengikutnya antara lain Mosom asso tahun 1977 ditangkap lalu masukkan dalam penjara lalu dibebaskan dan Hasmanto Asso lari ke balingga dan beberapa tahun tinggal di sana lalu kembali ke kampungnya.
Memilih Jalan Salib.
Pada tahun 1977 Dandim Kodim Wamena Albert Dien orang Manado beragama Katolik perintahkan Anggota militer orang balim E.Wuka dan A. wamu menangkap pak guru Stefanus mulianai Himan,waktu itu Stefanus pergi ke kampung walesy untuk melayani orang sakit di sana, kemudian E Wuka dan A.wamu menyusul dia pergi ke welesi dan menangkap dia Lalu ikan tangannya bawa ke Wamena.
Dalam perjalanan ke Kodim Stefanus berkata kepada E.Wuka :
ke Kodim dan langsung menghadap Albert Dien lalu tanpa ditanya suruh masukkan dalam sel dan diberika" Adik tahu saya to, tolong lepaskan saya kah, apabila Tuhan kasih kemerdekaan bangsa Papua saya juga akan perhatikan nasib adik dan keturunanmu. namun E.Wuka menjawab Aduh Kakak bila saya lepaskan kakak, pasti saya akan mendapat hukuman dari dandim Kodim Wamena jadi suka atau tidak suka kakak harus pergi menghadap dandim Albert Dien" (J.Asso 30-10-2006).
Stefanus himan dibawa n tugas kepada anggotanya untuk mengambil data hubungan gerakannya dengan penyerangan OPM di pos-pos militer Indonesia balim bagian barat dia menjelaskan bahwa kegiatannya tidak ada hubungan dengan kegiatan mereka, karena kegiatan saya menyangkut pelayanan kemanusiaan namun militer Indonesia tidak menanggapi penjelasannya dan dia disiksa, Storm,dipukul,kulitnya diiris, dengan pisau, Silet, supaya mengaku tetapi Stefanus Himan tetap pada pendiriannya akhirnya Albert Dien keluarkan surat perintah untuk disiksa dan dibunuh.
Kapten teher salah satu anggota yang paling jahat Tunjukkan Surat Perintah kepada Stefanus dan berkata : "
Pak guru mengaku saja, kalau tidak mengaku, ini surat perintah untuk saudara malam ini kasih hilang.
Menurut Stefanus Himan Mengatakan :
demi perjuangan untuk kemerdekaan bangsa Papua Malam ini saya akan dibunuh tidak papa saya pulang ke rumah bapak di surga dan perjuangan ini tidak akan berakhir malam ini tetapi akan diteruskan oleh generasi muda Papua, sampai titik darah penghabisan".
Kapten Taher melihat komitmen Stefanus himan begitu hebat tidak mau menyerah akhirnya dia dikembalikan ke sel penjara dalam minggu itu saudaranya pak guru datang mengunjungi dia dan goresan di atas ini merupakan hasil wawancara Pak Guru J. asso dengan Stefanus himan selama kunjungan di selnya Kodim Wamena (J.Asso 30-10-2006).
Dia diesel selama satu minggu lalu malam harinya dibawa keluar oleh Kapten Teher dengan beberapa anggota dari Kodim Wamena menuju ke heloimaima di belakang Lembaga Pemasyarakatan Wamena lalu semalam itu ikat tangannya di belakang Lalu turunkan dalam kuburan yang telah disiapkan, siang hari disuruh duduk lalu diberikan kesempatan berdoa dan selesai berdoa tusuk besi tajam sebelumnya sudah disiapkan dari leher Tembus di pantat lalu ditutup tanah dalam keadaan yang masih hidup. (versi J.Asso 28-10-2006),
sedangkan versi (J Hisage), pak guru Stefanus himan setelah gali kuburan posisi tangan terikat, masukkan dalam kuburan posisi berdiri lalu suruh berdoa untuk keluarganya dan setelah Amin potong lehernya dengan Sabit dan darahnya terpancur ke atas dan ke bawah lalu dikubur dalam keadaan yang masih hidup.
Tempat kuburannya di belakang Lembang pemasyarakat Wamena dan sebagai tanda,Tanam Pohon Wile (pohon kasuari). Bagian kaki dan bagian kepala.
Mengenang Catatan Kecil.
Stefanus mulinai Himam telah gugur sebagai bunga-bunga Papua Barat,namun karyanya pelayanan kemanusiaan dan perjuangannya tetap dikenang oleh generasi muda, Balim khususnya dan secara umum generasi muda bangsa "Papua pak guru Stefanus himan, Selamat jalan ke rumah bapak di surga untuk selamanya kami akan meneruskan karya pelayanan kemanusiaan dan perjuanganmu sampai Papua tanah Damai atau Papua Baru.
Stefanus muinaik Hilman ditelan oleh militer Indonesia,tetapi 1000 Stefanus orang Papua akan bangkit untuk meneruskan perjuangan dengan berbagai cara, perjuangan dengan perang gerilya, perjuangan dengan gerakan misianis (perjuangan damai) perjuangan dengan menggunakan senjata panah atau buku dan bolpe untuk menghadirkan Papua baru atau Papua tanah damai.
Dalam rangka melestarikan sejarah perjuangan mereka sedang terkubur dan membisu.
Di Ingatkan Kepada Seluruh Rakyat La-pago Dan Khusus,
Rakyat Balim Wamena.
𝑶𝒍𝒆𝒉 : 𝑵𝒂𝒎𝒆𝒏𝒆 𝑬𝒍𝒐𝒑𝒆𝒓𝒆.
#papuaakanmerdekaapabilaadapengakuan
#sorotan
#pengikut
#fb
#semuaorang
#sejaraperjuangan