Type Here to Get Search Results !

NODA SEJARAH REPUBLIK INDONESIA ATAS BANGSA PAPUA

Versi Sejarah Operasi Militer di Tanah Papua

1. Operasi Trikora (1961–1962)
Dilancarkan untuk merebut Papua dari Belanda. Dimulai dengan klaim militer dan diplomasi, berakhir dengan penyerahan wilayah ke UNTEA.

2. Operasi Jayawijaya (1963–1965)
Penguatan kontrol militer Indonesia atas Papua setelah integrasi, dengan operasi penyisiran terhadap kelompok yang menolak Indonesia.

3. Operasi Wisnumurti (1963–1965)
Tindakan lanjutan pembersihan terhadap unsur anti-integrasi yang dituduh pro-Belanda dan OPM.

4. Operasi Sadar (1965)
Pengamanan politik dan militer pasca-G30S, terutama terhadap simpatisan PKI dan kelompok yang dicurigai menghasut kemerdekaan.

5. Operasi Bharata Yudha (1966–1967)
Serangan intensif terhadap markas-markas OPM di pedalaman, melibatkan pengerahan besar militer.

6. Operasi Wibawa (1967)
Penegakan “otoritas negara” terhadap wilayah yang dinilai belum tunduk pada Republik.

7. Operasi Pepera (1961–1969)
Periode manipulatif yang berujung pada “Penentuan Pendapat Rakyat” (Pepera) yang kontroversial—hanya 1.026 orang yang diikutsertakan.

8. Operasi Tumpas (1967–1970)
Misi untuk memberantas sisa-sisa perlawanan OPM yang tetap aktif di dataran tinggi.

9. Operasi Pamungkas (1971–1977)
Operasi jangka panjang di Pegunungan Tengah dan Lembah Baliem dengan pendekatan militer total.

10. Operasi Koteka (1977–1978)
Salah satu operasi paling represif; banyak pelanggaran HAM dilaporkan, termasuk pembakaran kampung dan pengeboman udara.

11. Operasi Senyum (1979–1980)
Diklaim sebagai operasi “damai”, namun tetap menggunakan pendekatan militer dengan dalih pembangunan.

12. Operasi Gagak I (1983–1986)
Menargetkan pejuang OPM di perbatasan dengan Papua Nugini. Banyak warga sipil yang terdampak.

13–15. Operasi Kasuari I–III (1986–1990)
Serangkaian operasi sistematis untuk menghancurkan struktur OPM dan menghancurkan dukungan lokal terhadap mereka.

16–17. Operasi Rajawali I–II (1989–2015)
Operasi militer jangka panjang terhadap jaringan perlawanan bawah tanah di Papua Barat.

18–20. Operasi Sadar Matoa I–III (1998–2005)
Fase baru pasca-reformasi, tetap berisi pendekatan militer meskipun retorika politik berubah.

21–24. Operasi Damai Cartenz I–IV (2005–2025)
Mengklaim sebagai operasi “damai” berbasis intelijen dan penegakan hukum, namun tetap dalam kerangka militer. Masih berlangsung hingga kini.

---

Catatan: Setiap operasi tersebut meninggalkan jejak luka mendalam bagi masyarakat Papua: pengungsian, kekerasan, kehilangan budaya, dan pelanggaran hak asasi manusia. Sejarah ini adalah bagian dari luka kolektif yang tak boleh dilupakan. — di PAPUA PT.Preeport Indonesia.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Hollywood Movies