Penembakan dengan Peluru Tajam Maut di Intan Jaya |
Sejak akhir tahun 2019 Kabupaten Intan Jaya menjadi sorotan publik.
Kontak senjata antara TPN OPM dan MILITER Indonesia tak kunjung berhenti sampai detik ini. Distrik Sugapa ibu Kota Kabupaten Intan Jaya dan distrik Hitadipa dijadikan arena pertempuran. Kota dan kampung di distrik itu bagai kota/kampung "mati".
Tak ada aktifitas warga setempat untuk bernafkah. Di setiap sudut kota, di kampung, di kali, di hutan & di kebun diduduki TNI & POLRI. Sehingga warga setempat tak dpt ke luar rumah utk beraktifitas.
Hari demi hari mereka dikurung di dalam rumah. Warga setempat tak bisa berkebun lagi, tak bisa ke hutan lagi & tak bisa ke kali lagi, karna TNI POLRI sudah menempati di setiap sudut kota, kampung & hutan.
Setiap pria/ wanita dewasa diwajibkan memiliki KTP. Karna saat saat tertentu TNI POLRI menyisir dari rumah ke rumah. Jikalau seseorang hendak ke luar rumah, harus membawa KTP.
"Hampir setiap hari ada pendropan pasukan TNI/POLRI menggunakan helikopter 2 atau 3 kali", demikian kata seorang informan.
Semua kantor pemerintahan, baik tingkat kabupaten sampai di tingkat Balai Kampung serta gedung sekolah di Distrik Sugapa & Hitadipa dijadikan sebagai tempat penampungan TNI/POLRI.
Sebabnya aktifitas sekolah & kantor mati. Pendropan militer RI ini mengakibatkan warga setempat berada dlm tekanan & terpenjara. Hal ini mengakibatkan kelaparan, kesakitan, kematian karena dianiaya, ditembak militer RI dan juga kematian karena kelaparan, serta beban pikiran untuk masa depan hidup warga setempat.
Rumah Sakit di Distrik Sugapa juga dilayani oleh TNI/POLRI menyebabkan dlm beberapa bulan warga yang sakit tidak pergi ke Rumah Sakit utk mendapat layanan kesehatan. Setelah Direktur Rumah Sakit Sugapa diingatkan oleh warga setempat, akhirnya TNI/POLRI diminta ke luar dari Rumah Sakit.
Warga setempat memilih pergi ke Susteran biara setempat utk mendapatkn pelayanan kesehatan.
Warga Intan Jaya mendesak:
1). Presiden RI, Jokowi segera hentikan operasi militer dan menarik Pasukan Non Organik dari Intan Jaya;
2). Butuh akses wartawan & pekerja kemanusiaan di Intan Jaya;
3). Butuh bantuan bahan makanan dan obat-obatan, serta pakaian.
4). Butuh dukungan doa dari Tim Doa agar operasi ini dihentikan.
Keterangan: Foto di bawah ini adalah Pewarta Rufinus Tigau yg ditembak militer Indonesia.
Info ini dari sumber terpercaya dan mohon disebarkan.
Terimakasih.
Pokok Doa:
Semua orang Papua, dalam doa apapun, naikkanlah Doa kepada Allah Bapa di sorga
- agar Allah mengampuni mereka yang menghabisi nyawa bangsa Papua tak berdosa, dan mereka bertobat menjadi anak-anak Allah;
- agar kita orang Papua tidak terganggu dengan aksi terorisme negara, akan tetapi tetap fokus kepada arah perjuangan Papua Merdeka, menyelesaikan sisa-sisa tindakan yang harus diambil saat ini lewat ULMWP supaya penderitaan ini segera berakhir;
- agar Tuhan membuka hati Joko Widodo dan pejabat kolonial di Jakarta berpikir serius memberikan kemerdekaan kepada bangsa Papua.