Wakil Bupati Nduga, Wentius Nemiangge menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya di hadapan ratusan masyarakat Nduga yang berkumpul di Bandara Kenyam, Senin (23/12/2019) siang kemarin. | ISTIMEWA |
Menurut Politisi Partai Nasdem ini, pernyataan mundur Wakil Bupati Nduga ini merupakan langkah berani dan pantas diapresiasi.
"Beliau luar biasa, karena dia punya hati nurani untuk masyarakatnya. Jujur saja selama ini aspirasi pemerintah daerah Kabupaten Nduga dan Papua tentang krisis warga Nduga tidak pernah didengar pemerintah pusat. Padahal Pemda itu perpanjangan pemerintah pusat di daerah. Ini penyebab mundurnya Pak Wabup Nduga. Dia tidak mau rakyatnya ditembak terus akibat perang antara TPNPB dan TNI Polri," ujarnya.
Selain itu, langkah Wakil Bupati Nduga ini merupakan bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah pusat yang terus mengirimkan militer dalam jumlah besar ke Nduga dengan alasan pengejaran terhadap kelompok Eginus Kogoya.
"Betapa tidak, sejak operasi militer satu tahun terakhir ini puluhan ribu rakyat Nduga mengungsi ke hutan dan kabupaten tetangga. Mereka kehilangan hak hidup, ekonomi, kesehatan, pendidikan, ibadah Natal tidak bisa dan lain-lain. Jadi ini sudah bentuk frustrasi juga," ungkap Laurenzus.
Diberitakan sebelumya, Wakil Bupati Nduga, Wentius Nemiangge menyatakan mundur dari jabatannya karena mengaku kecewa terhadap penembakan warga sipil yang kembali terjadi di wilayah pemerintahannya.
Hendrik Lokbere (25) warga Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, dilaporkan tewas diduga ditembak oleh aparat keamanan saat melakukan perjalanan untuk menjemput keluarganya di Distrik Batas Batu, Kabupaten Nduga, Papua, pada Jumat (20/12/2019) malam.
Wentius mengaku, sejak korban terakhir yang bernama Hendrik Lokbere ditembak pada Jumat (20/12/2019) malam, dirinya sudah melepas seragamnya dan meletakannya bersama jasad korban.
"Seragam sudah saya buka dan letakan bersama korban, mulai hari ini saya lepas jabatan wakil bupati, saya tidak ingin menjadi perpanjangan pemerintah di daerah tapi rakyat saya terus menjadi korban," ujarnya dengan raut muka sedih di hadapan ratusan masyarakat Nduga yang berkumpul di Bandara Kenyam, Senin (23/12/2019) siang kemarin.[]